BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penelitian adalah suatu proses mencari tahu sesuatu secara sistematis dalam
waktu yang relatif lama dengan menggunakan metode ilmiah serta aturan-aturan
yang berlaku. Berdasarkan metodenya, penelitian dibagi menjadi tiga jenis yaitu
penelitian sejarah, penelitian deskriptif dan penelitian eksperimen.
Penelitian korelasi
dalam bidang pendidikan,sosial maupun ekonomi banyak dilakukan oleh peneliti.
Penelitian korelasional merupakan penelitian yang paling banyak digunakan dan
telah memberikan sumbangan yang sangat berarti bagi perkembangan pengetahuan di
bidang pendidikan (Cornell dalam Hadjar, 1999:277). Dalam penelitian jenis ini,
peneliti berusaha menghubungkan suatu variabel dengan variabel yang lain untuk memahami
suatu fenomena dengan cara menentukan tingkat atau derajat hubungan di antara
variabel-variabel tersebut. Tingkat hubungan tersebut ditunjukkan oleh nilai
koefisien korelasi yang berfungsi sebagai alat untuk membandingkan variabilitas
hasil pengukuran terhadap variabel-variabel tersebut. Pengetahuan tentang
tingkat hubungan tersebut diharapkan dapat menambah pemahaman tentang
faktor-faktor dalam karakteristik yang kompleks dari suatu fenomena seperti
prestasi belajar.
Penelitian korelasional
adalah suatu penelitian yang melibatkan tindakan pengumpulan data guna
menentukan, apakah ada hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel atau
lebih. Adanya hubungan dan tingkat variabel ini penting, karena dengan
mengetahui tingkat hubungan yang ada, peneliti akan dapat mengembangkannya
sesuai dengan tujuan peneliti. Menurut Gay dalam Sukardi (2008:166) menyatakan
bahwa; penelitian korelasi merupakan salah satu bagian penelitian ex-postfacto
karena biasanya peneliti tidak memanipulasi keadaan variabel yang ada dan
langsung mencari keberadaan hubungan dan tingkat hubungan variabel yang
direfleksikan dalam koefisien korelasi. Walaupun demikian ada peneliti lain
seperti di antaranya Nazir dalam Sukardi (2008:166); mengelompokkan penelitian
korelasi ke dalam penelitian deskripsi, karena penelitian tersebut juga
berusaha menggambarkan kondisi yang sudah terjadi
1.2. Perumusan Masalah
Sehubungan dengan latar belakang diatas maka masalah yang akan dibahas dalam
makalah ini adalah:
a. Apakah
pengertian penelitian korelasional?
b. Apakah
tujuan penelitian korelasional ?
c.
Bagaimanakah cirri-ciri penelitian korelasional?
d. Apakah
kelemahan dan kelebihan penelitian korelasional?
1.3 Tujuan
Tujuan penulisan makalah
ini adalah untuk memahami.
a. Apakah
pengertian penelitian korelasional.
b. Apakah
tujuan penelitian korelasional.
c.
Bagaimanakah cirri-ciri penelitian korelasional.
d. Apakah
kelemahan dan kelebihan penelitian korelasional.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Penelitian Korelasional
Penelitian korelasi atau korelasional adalah
suatu penelitian untuk mengetahui hubungan dan tingkat hubungan antara dua
variabel atau lebih tanpa ada upaya untuk mempengaruhi variabel tersebut
sehingga tidak terdapat manipulasi variabel (Faenkel dan Wallen, 2008:328).
Adanya hubungan dan tingkat variabel ini penting karena dengan mengetahui
tingkat hubungan yang ada, peneliti akan dapat mengembangkannya sesuai dengan
tujuan penelitian. Jenis penelitian ini biasanya melibatkan ukuran
statistik/tingkat hubungan yang disebut dengan korelasi (Mc Millan dan
Schumacher, dalam Syamsuddin dan Vismaia, 2009:25). Penelitian korelasional
menggunakan instrumen untuk menentukan apakah, dan untuk tingkat apa, terdapat
hubungan antara dua variabel atau lebih yang dapat dikuantitatifkan.
Menurut Gay dalam Sukardi (2004:166) penelitian
korelasi merupakan salah satu bagian penelitian ex-postfacto
karena biasanya peneliti tidak memanipulasi keadaan variabel yang ada dan
langsung mencari keberadaan hubungan dan tingkat hubungan variabel yang
direfleksikan dalam koefisien korelasi. Selanjutnya, Fraenkel dan Wallen
(2008:329) menyebutkan penelitian korelasi ke dalam penelitian deskripsi karena
penelitian tersebut merupakan usaha menggambarkan kondisi yang sudah terjadi.
Dalam penelitian ini, peneliti berusaha menggambarkan kondisi sekarang dalam
konteks kuantitatif yang direfleksikan dalam variabel. Penelitian korelasi bertujuan menemukan ada tidaknya
hubungan pararel antara dua variabel atau lebih dalam satu subjek atau dalam
sekelompok subjek. Penelitian ini dilakukan, ketika mereka ingin mengetahui
tentang kuat atau lemahnya hubungan variabel yang terkait dalam suatu objek
atau subjek yang diteliti. Hal ini sesuai dengan anjuran (Gay, 1982) yang
menyatakan bahwa:
Correlational
research is a research study of that involves collecting data in order to
determine whether and to what degree a relationship exists between two or more
quantifiable variables (Gay, 1982: 430).
Penelitian korelasional dilakukan dalam berbagai
bidang diantaranya pendidikan, sosial, maupun ekonomi. Penelitian ini hanya
terbatas pada panafsiran hubungan antarvariabel saja tidak sampai pada hubungan
kausalitas, tetapi penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk diajadi penelitian
selanjutnya seperti penelitian eksperimen (Emzir, 2009:38). Menurut Sukardi
(2004:166) penelitian korelasi mempunyai tiga karakteristik penting untuk para
peneliti yang hendak menggunakannya. Tiga karakteristik tersebut adalah sebagai
berikut.
- Penelitian korelasi tepat jika variabel kompleks dan peneliti tidak mungkin melakukan manipulasi dan mengontrol variabel seperti dalam penelitian eksperimen.
- Memungkinkan variabel diukur secara intensif dalam setting (lingkungan) nyata.
- Memungkinkan peneliti mendapatkan derajat asosiasi yang signifikan.
B. Tujuan Penelitian Korelasional
Tujuan penelitian korelasional menurut
Suryabrata (dalam Abidin, 2010) adalah untuk mendeteksi sejauh mana
variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu
atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefisien korelasi. Sedangkan menurut
Gay dalam Emzir (2009:38) Tujuan penelitian korelasional adalah untuk
menentukan hubungan antara variabel, atau untuk menggunakan hubungan tersebut
untuk membuat prediksi. Studi hubungan biasanya menyelidiki sejumlah variabel
yang dipercaya berhubungan dengan suatu variabel mayor, seperti hasil belajar
variabel yang ternyata tidak mempunyai hubungan yang tinggi dieliminasi dari
perhatian selanjutnya.
C. Teknik Penelitian Korelasional
Teknik
korelasi adalah teknik statistik yang digunakan untuk mencari hubungan atau
korelasi antara dua variabel atau lebih. Dua variabel yang akan diteliti
hubungannya itu masing-masing disebut sebagai variabel bebas (variabel X) dan
variabel terikat (variabel Y). Jika kita ingin meneliti hubungan antara tingkat
kecerdasan dengan penyesuaian sosial remaja, maka variabel tingkat kecerdasan
disebut variabel X dan
veriabel penyesuaian disebut dengn variabel Y. Bila variabel X dan variabel Y
sudah dihitung taraf korelasinya, maka akan dapat ditemukan arah korelasinya.
Arah korelasi dalam statistik ada 3 macam, yaitu:
1) Arah korelasi positif terjadi apabila kenaikan atau
penurunan nilai pada variabel X diikuti juga oleh naik turunnya nilai pada variabel Y.
2) Arah korelasi negatif apabila kenaikan variabel X diikuti oleh
penurunan pada Y
dan penurunan pada X diikuti oleh kenaikan pada variabel Y
3) Arah
korelasi nihil Apabil variabel X dan Y
tidak memiliki hubungan yang sistematis.
Arah
korelasi ini ditunjukkan oleh suatu harga yang disebut koefisien korelasi.
Koefisien korelasi bergerak dari -1 sampai dengan +1. korelasi yang mempunyai
koefisien -1 disebut korelasi negatif sempurna, demikian juga dengan korelasi
yang mempunyai koefisien +1 disebut korelasi positif sempurna.
Dalam
kenyataannya, hampir tidak pernah dijumpai koefisien korelasi yang koefisiennya
sempurna, terlebih lagi pada penelitian-penelitian sosial dan psikologi.
Koefisien korelasi korelasi yang biasa dijumpai peneliti adalah diantara -1 dan
+1.
2.4 Teknik Analisis Penelitian Korelasional
Ada
beberapa teknik analisis untuk menyatakan besarnya harga koefisien korelasi,
tergantung dari jenis data penelitiannya. Teknik analisis tersebut diantaranya
adalah product moment, tata jenjang, kendall tau, point biserial, triserial dan
korelasi kontingensi.
1)
Korelasi
Product Moment. Digunakan
untuk mengetahui ada tidaknya dua variabel yang keduanya mempunyai data
interval
2)
Korelasi
Tata Jenjang . Digunakan
untuk mengetahui ada tidaknya hubungan dua variabel yang mempunyai data ordinal
(berbentuk rangking atau berjenjang). Teknik ini dikemukakan oleh Spearman dan
dikenal dengan Teknik Korelasi Tata Jenjang Spearman.
3)
Korelasi
Kendalai Tau.Digunakan untuk
mengetahui ada tidaknya hubungan dua variabel yang mempunyai data ordinal
(berbentuk rangking). Teknik ini biasanya digunakan untuk penelitian dengan
jumlah sampel lebih dari 10 (N > 10).
4)
Korelasi Point Biserial. Digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara
dua variabel, data variabel pertama berupa dikhotomi asli dan data variabel
kedua berupa data interval
5)
Koefisien
Triserial. Digunakan
untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua variabel,variabel pertama
merupakan data trikhotomi buatan sedangkan variabel kedua merupakan data
interval.
6)
Analisis
Korelasi Kontingen. Digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antar
variabel yang mempunyai data kategori, baik kategori asli maupun buatan.
D. Ciri-ciri Penelitian Korelasional
1. Penelitian macam ini
cocok dilakukan bila variabel-variabel yang diteliti rumit dan/atau tak dapat
diteliti dengan metode eksperimental atau tak dapat dimanipulasi.
2. Studi macam ini
memungkinkan pengukuran beberapa variabel dan saling hubungannya secara
serentak dalam keadaan realistiknya.
3. Output dari penelitian ini
adalah taraf atau tinggi-rendahnya saling hubungan dan bukan ada atau tidak
adanya saling hubungan tersebut.
4. Dapat digunakan untuk
meramalkan variabel tertentu berdasarkan variabel bebas.
E. Macam Penelitian Korelasional
a.
Penelitian Hubungan
Penelitian hubungan, relasional, atau korelasi
sederhana (seringkali hanya disebut korelasi saja) digunakan untuk menyelidiki
hubungan antara hasil pengukuran terhadap dua variabel yang berbeda dalam waktu
yang bersamaan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan tingkat atau derajat
hubungan antara sepasang variabel (bivariat). Lebih lanjut, penelitian jenis
ini seringkali menjadi bagian dari penelitian lain, yang dilakukan sebagai awal
untuk proses penelitian lain yang kompleks. Misalnya, dalam penelitian korelasi
multivariat yang meneliti hubungan beberapa variabel secara simultan pada
umumnya selalu diawali dengan penelitian hubungan sederhana untuk melihat
bagaimana masing-masing variabel tersebut berhubungan satu sama lain secara
berpasangan.
Dalam penelitian korelasi sederhana ini hubungan
antar variabel tersebut ditunjukkan oleh nilai koefisien korelasi. Nilai
koofisien korelasi merupakn suatu alat statistik yang digunakan untuk
membantu peneliti dalam memahami tingkat hubungan tersebut. Nilai koefisien
bervariasi dari -1,00 sampai +1,00 diperoleh dengan menggunakan teknik
statistik tertentu sesuai dengan karakter dari data masing-masing variabel.
Pada dasarnya, desain penelitian hubungan ini
cukup sederhana, yakni hanya dengan mengumpulkan skor dua variabel dari
kelompok subjek yang sama dan kemudian menghitung koefisien korelasinya. Oleh
karena itu, dalam melakukan penelitian ini, pertama-tama peneliti menentukan
sepasang variabel yang akan diselidiki tingkat hubungannya. Pemilihan kedua
variabel tersebut harus didasarkan pada teori, asumsi, hasil penelitian yang
mendahului, atau pengalaman bahwa keduanya sangat mungkin berhubungan.
b. Penelitian Prediktif
Dalam pelaksanaan di bidang pendidikan, banyak
situasi yang menghendaki dilakukannya prediksi atau peramalan. Pada awal tahun
ajaran baru, misalnya, setiap sekolah karena keterbatasan fasilitas, seringkali
harus menyeleksi para pendaftar yang akan diterima menjadi calon siswa baru.
Penelitian korelasi jenis ini memfokuskan pada
pengukuran terhadap satu variabel atau lebih yang dapat dipakai untuk
memprediksi atau meramal kejadian di masa yang akan datang atau variabel lain
(Borg & Gall dalam Abidin, 2010). Penelitian ini sebagaimana penelitian
relasional, melibatkan penghitungan korelasi antara suatu pola tingkah laku
yang kompleks, yakni variabel yang menjadi sasaran prediksi atau yang
diramalkan kejadiannya (disebut kriteria), dan variabel lain yang diperkirakan
berhubungan dengan kriteria, yakni variabel yang dipakai untuk memprediksi
(disebut prediktor). Teknik yang digunakan untuk mengetahui tingkat prediksi
antara kedua variabel tersebut adalah teknik analisis regresi yang menghasilkan
nilai koefisien regresi, yang dilambangkan dengan R.
Perbedaan yang utama antara penelitian
relasional dan penelitian jenis ini terletak pada asumsi yang mendasari
hubungan antar variabel yang diteliti. Dalam penelitian relasional, peneliti
berasumsi bahwa hubungan antara kedua variabel terjadi secara dua arah atau
dengan kata lain, ia hanya ingin menyelidiki apakah kedua variabel mempunyai
hubungan, tanpa mempunyai anggapan bahwa variabel yang muncul lebih awal dari
yang lain. Oleh karena itu, kedua variabel biasanya diukur dalam waktu yang
bersamaan. Sedang dalam penelitian prediktif, di samping ingin menyelidiki
hubungan antara dua variabel, peneliti juga mempunyai anggapan bahwa salah satu
variabel muncul lebih dahulu dari yang lain, atau hubungan satu arah. Oleh
karena itu, tidak seperti penelitian relasional, kedua variabel diukur dalam
waktu yang berurutan, yakni variabel prediktor diukur sebelum variabel kriteria
terjadi, dan tidak dapat sebaliknya.
d. Korelasi Multivariat
Teknik untuk mengukur dan menyelidiki tingkat
hubungan antara kombinasi dari tiga variabel atau lebih disebut teknik korelasi
multivariat. Ada beberapa teknik yang dapat digunakan, dua diantaranya yang
akan dibahas di sini adalah: regresi ganda atau multiple regresion
dan korelasi kanonik.
Regresi ganda. Memprediksi suatu
fenomena yang kompleks hanya dengan menggunakan satu faktor (variabel prediktor)
seringkali hanya memberikan hasil yang kurang akurat. Dalam banyak hal, semakin
banyak informasi yang diperoleh semakin akurat prediksi yang dapat dibuat (Mc
Millan & Schumaker dalam Abidin, 2010), yakni dengan menggunakan kombinasi
dua atau lebih variabel prediktor, prediksi terhadap variabel kriteria akan
lebih akurat dibanding dengan hanya menggunakan masing-masing variabel
prediktor secara sendiri-sendiri. Dengan demikian, penambahan jumlah prediktor
akan meningkatkan akurasi prediksi kriteria.
Korelasi kanonik. Pada dasarnya teknik
ini sama dengan regresi ganda, dimana beberapa variabel dikombinasikan untuk
memprediksi variabel kriteria. Akan tetapi, tidak seperti regresi ganda yang
hanya melibatkan satu variabel kriteria, korelasi kanonik melibatkan lebih dari
satu variabel kriteria. Korelasi ini berguna untuk menjawab pertanyaan,
bagaimana serangkaian variabel prediktor memprediksi serangkai variabel
kriteria? Dengan demikian, korelasi kanonik ini dapat dianggap sebagai
perluasan dari regresi ganda,dan sebaliknya, regresi berganda dapat dianggap
sebagai bagian dari korelasi kanonik (Pedhazur dalam Abidin, 2010). Seringkali
korelasi ini digunakan dalam penelitian eksplorasi yang bertujuan untuk
meentukan apakah sejumlah variabel mempunyai hubungan satu sama lain yang
serupa atau berbeda.
F. Rancangan
Penelitian Korelasional
Penelitian korelasional mempunyai berbagai jenis
rancangan. Shaughnessy dan Zechmeinter (dalam Emzir, 2009:48-51), yaitu:
a.
Korelasi Bivariat
Rancangan penelitian korelasi bivariat adalah
suatu rancangan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan hubungan antara
dua variabel. Hubungan antara dua variabel diukur. Hubungan tersebut mempunyai
tingkatan dan arah. Tingkat hubungan (bagaimana kuatnya hubungan) biasanya
diungkapkan dalam angka antar -1,00 dan +1,00, yang dinamakan koefisien
korelasi. Korelasi zero (0) mengindikasikan tidak ada hubungan. Koefisien
korelasi yang bergerak ke arah -1,00 atau +1,00, merupakan korelasi sempurna
pada kedua ekstrem (Emzir, 2009:48).
Arah hubungan diindikasikan olh simbol “-“ dan
“+”. Suatu korelasi negatif berarti bahwa semakin tinggi skor pada suatu
variabel, semakin rendah pula skor pada variabel lain atau sebaliknya. Korelasi
positif mengindikasikan bahwa semakin tinggi skor pada suatu variabel, semakin
tinggi pula skor pada variabel lain atau sebaliknya (Emzir, 2009:48).
b.
Regresi dan Prediksi
Jika terdapat korelasi
antara dua variabel dan kita mengetahui skor pada salah satu variabel, skor
pada variabel kedua dapat diprediksikan. Regresi merujuk pada seberapa baik
kita dapat membuat prediksi ini. Sebagaimana pendekatan koefisien korelasi baik
-1,00 maupun +1,00, prediksi kita dapat lebih baik.
c.
Regresi
Jamak (Multiple Regresion)
Regresi jamak merupakan
perluasan regresi dan prediksi sederhana dengan penambahan beberapa variabel.
Kombinasi beberapa variabel ini memberikan lebih banyak kekuatan kepada kita
untuk membuat prediksi yang akurat. Apa yang kita prediksikan disebut variabel
kriteria (criterion variable). Apa yang kita gunakan untuk membuat
prediksi, variabel-variabel yang sudah diketahui disebut variabel prediktor (predictor
variables).
d.
Analisis Faktor
Prosedur statistik ini
mengidentifikasi pola variabel yang ada. Sejumlah besar variabel dikorelasikan
dan terdapatnya antarkorelasi yang tinggi mengindikasikan suatu faktor penting
yang umum.
e.
Rancangan korelasional yang
digunakan untuk menarik kesimpulan kausal
Terdapat dua rancangan
yang dapat digunakan untuk membuat pernyataan-pernyataan tentang sebab dan
akibat menggunakan metode korelasional. Rancangan tersebut adalah rancangan
analisis jalur (path analysis design) dan rancangan panel lintas-akhir (cross-lagged
panel design).
Analisis jalur digunakan untuk menentukan mana dari
sejumlah jalur yang menghubungkan satu variabel dengan variabel lainnya.
Sedangkan desain panel lintas akhir mengukur dua variabel pada dua titik
sekaligus.
f.
Analisis sistem (System
Analysis)
Desain ini melibatkan
penggunaan prosedur matematik yang kompleks/rumit untuk menentukan proses
dinamik, seperti perubahan sepanjang waktu, jerat umpan balik serta unsur dan
aliran hubungan.
G. Desain Dasar Penelitian Korelasional
Pada dasarnya penelitian korelasioanal
melibatkan perhitungan korelasi antara variabel yang komplek (variabel
kriteria) dengan variabel lain yang dianggap mempuyai hubungan (variabel
prediktor). Langkah-langkah tesebut penelitian ini antara lain secara umum
menurut Mc Milan dan Schumaker (2003), yaitu penentuan masalah, peninjauan
masalah atau studi pustaka, pertanyaan penelitian atau hipotesis, rancangan
penelitian dan metodologi penelitian, pengumpulan data, dan analisis
data, simpulan.
a. Penentuan masalah
Dewey (dalam Syamsuddin dan Vismaia, 2009:42)
menyatakan masalah dalam penelitian merupakan kesenjangan antara yang
diharapkan dengan kenyataan yang ada atau sesuatu yang dijadikan target yang
telah ditetapkan oleh peneliti, tetapi target tersebut tidak tercapai. Disetiap
penelitian langkah awal yang harus dilakukan peneliti adalah menentukan masalah
penelitian yang akan menjadi fokus studinya. Ciri-ciri permasalahan yang layak
diteliti adalah yang dapat diteliti (researchable), mempunyai kontribusi
atau kebermanafaatan bagi banyak pihak, dapat didukung oleh data empiris serta
sesuai kemampuan dan keinginan peneliti (Sukardi, 2004:27-28). Dalam penelitian
korelasional, masalah yang dipilih harus mempunyai nilai yang berarti dalam
pola perilaku fenomena yang kompleks yang memerlukan pemahaman. Disamping itu,
variabel yang dimasukkan dalam penelitian harus didasarkan pada pertimbangan,
baik secara teoritis maupun nalar, bahwa variabel tersebut mempunyai hubungan
tertentu. Hal ini biasanya dapat diperoleh berdasarkan hasil penelitian
sebelumnya.
b. Peninjauan
Masalah atau Studi Kepustakaan
Setelah penentuan masalah, kegiatan penelitian yang penting adalah
studi kepustakaan yang menjadi dasar pijakan untuk memperoleh landasan teori,
kerangka pikir dan penentuan dugaan sementara sehingga peneliti dapat mengerti,
mengalokasikan, mengorganisasikan, dan menggunakan variasi pustaka dalam
bidangnya. Macam-macam sumber untuk memperoleh teori yang berkaitan
dengan masalah yang diteliti adalah dari jurnal, laporan hasil penelitian,
majalah ilmiah, surat kabar, buku yang relevan, hasil-hasil seminar, artikel
ilmiah dan narasumber.
c. Rancangan
penelitian atau Metodologi Penelitian
Pada tahap ini peneliti menentukan subjek
penelitian yang akan dipilih dan menentukan cara pengolahan datanya. Subyek
yang dilibatkan dalam penelitian ini harus dapat diukur dalam variabel-variabel
yang menjadi fokus penelitian. Subyek tersebut harus relatif homogen dalam
faktor-faktor di luar variabel yang diteliti yang mungkin dapat mempengaruhi
variabel terikat. Bila subyek yang dilibatkan mempunyai perbedaan yang berarti
dalam faktor-faktor tersebut, korelasi antar variabel yang diteliti menjadi
kabur. Untuk mengurangi heterogenitas tersebut, peneliti dapat
mengklasifikasikan subyek menjadi beberapa kelompok berdasarkan tingkat faktor
tertentu kemudian menguji hubungan antar variabel penelitian untuk
masing-masing kelompok.
d. Pengumpulan data
Berbagai jenis instrumen dapat digunakan untuk
mengukur dan mengumpulkan data masing-masing variabel, seperti angket, tes,
pedoman interview dan pedoman observasi, tentunya disesuaikan dengan kebutuhan.
Data yang dikumpulkan dengan instrumen-instrumen tersebut harus dalam bentuk
angka. Dalam penelitian korelasional, pengukuran variabel dapat dilakukan dalam
waktu yang relatif sama. Sedang dalam penelitian prediktif, variabel prediktor
harus diukur selang beberapa waktu sebelum variabel kriteria terjadi. Jika
tidak demikian, maka prediksi terhadap kriteria tersebut tidak ada
artinya.
e. Analisis data
Pada dasarnya, analisis dalam penelitian
korelasional dilakukan dengan cara mengkorelasikan hasil pengukuran suatu
variabel dengan hasil pengukuran variabel lain. Dalam penelitian korelasional,
teknik korelasi bivariat, sesuai dengan jenis datanya, digunakan untuk
menghitung tingkat hubungan antara variabel yang satu dengan yang lain. Sedang
dalam penelitian prediktif, teknik yang digunakan adalah analisis regresi untuk
mengetahui tingkat kemampuan prediktif variabel prediktor terhadap variabel
kriteria. Namun demikian, dapat pula digunakan analisis korelasi biasa bila
hanya melibatkan dua variabel. Bila melibatkan lebih dari dua variabel,
misalnya untuk menentukan apakah dua variabel prediktor atau lebih dapat
digunakan untuk memprediksi variabel kriteria lebih baik dari bila digunakan
secara sendiri-sendiri, teknik analisis regresi ganda, multiple regresion atau
analisis kanonik dapat digunakan. Hasil analisis tersebut biasanya
dilaporkan dalam bentuk nilai koefisien korelasi atau koefisien regresi serta
tingkat signifikansinya, disamping proporsi variansi yang disumbangkan oleh variabel
bebas terhadap variabel terikat.
Interpretasi data pada penelitian korelasional
adalah bila dua variabel hubungkan maka akan menghasil koefisen korelasi dengan
simbol (r). Hubungan variabel tersebut dinyatakan dengan nilai dari -1
samapai +1. Nilai (-) menunjukan korelasi negatif yang variabelnya saling
bertolak belakang dan nilai (+) menunjukkan korelasi positif yang variabelnya
saling mendekati ke arah yang sama (Syamsudin dan Vismaia, 2009:25).
.
H. Kelebihan dan Kelemahan Penelitian
Korelasional
Penelitian korelasional mengandung
kelebihan-kelebihan, antara lain: kemampuannya untuk menyelidiki hubungan
antara beberapa variabel secara bersama-sama (simultan); dan Penelitian
korelasional juga dapat memberikan informasi tentang derajat (kekuatan) hubungan
antara variabel-variabel yang diteliti (Abidin, 2010). Selanjutnya, Sukardi
menambahkan kelebihan penelitian ini adalah penelitian ini berguna untuk
mengatasi masalah yang berkaitan dengan bidang pendidikan, ekonomi, sosial.
Dengan penelitian ini juga memungkinkan untuk menyelidiki beberapa variabel
untuk diselidiki secara intensif dan penelitian ini dapat melakukan analisis
prediksi tanpa memerlukan sampel yang besar.
Sedangkan, kelemahan penelitian korelasional,
antara lain: Hasilnya cuma mengidentifikasi apa sejalan dengan apa, tidak mesti
menunjukkan saling hubungan yang bersifat kausal; Jika dibandingkan dengan
penelitian eksperimental, penelitian korelasional itu kurang tertib- ketat,
karena kurang melakukan kontrol terhadap variabel-variabel bebas; Pola saling
hubungan itu sering tak menentu dan kabur; ering merangsang penggunaannya
sebagai semacam short-gun approach, yaitu memasukkan berbagai data tanpa
pilih-pilih dan menggunakan setiap interpretasi yang berguna atau bermakna.
(Abidin, 2010).
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan.
Penelitian korelasional adalah suatu penelitian yang melibatkan tindakan
pengumpulan data guna menentukan, apakah ada hubungannya dan tingkat hubungan
antara dua variabel atau lebih. Adanya hubungan dan tingkat variabel ini
penting, karena dengan mengetahui tingkat hubungan yang ada, peneliti akan
dapat mengembangkannya sesuai dengan tujuan penelitian.
Tujuan penelitian
korelasional menurut Suryabrata (1994:24) adalah untuk mendeteksi sejauh mana
variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu
atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefisien korelasi. Sedangkan menurut
Gay dalam Emzir (2007:38);
Tujuan penelitian
korelasional adalah untuk menentukan hubungan antara variabel, atau untuk
menggunakan hubungan tersebut untuk membuat prediksi.
Ciri-ciri Penelitian Korelasional:
Penelitian macam ini cocok dilakukan bila variabel-variabel yang diteliti rumit
dan/atau tak dapat diteliti dengan metode eksperimental atau tak dapat dimanipulasi,
Studi macam ini memungkinkan pengukuran beberapa variabel dan saling
hubungannya secara serentak dalam keadaan realistiknya.Output dari penelitian
ini adalah taraf atau tinggi-rendahnya saling hubungan dan bukan ada atau tidak
adanya saling hubungan tersebut.Dapat digunakan untuk meramalkan variabel
tertentu berdasarkan variabel
bebas.
Penelitian korelasional,
mengandung kelemahan-kelemahan, antara lain: Hasilnya cuma mengidentifikasi apa
sejalan dengan apa, tidak mesti menunjukkan saling hubungan yang bersifat
kausal; Jika dibandingkan dengan penelitian eksperimental. Penelitian
korelasional itu kurang tertib- ketat, karena kurang melakukan kontrol terhadap
variabel-variabel bebas; Pola saling hubungan itu sering tak menentu dan kabur;
ering merangsang penggunaannya sebagai semacam short-gun approach,
yaitu memasukkan berbagai data tanpa pilih-pilih dan menggunakan setiap
interpretasi yang berguna atau bermakna.Penelitian korelasional juga mengandung
kelebihan-kelebihan, antara lain: Kemampuannya untuk menyelidiki hubungan
antara beberapa variabel secara bersama-sama (simultan).Penelitian
korelasional dapat memberikan informasi tentang derajat (kekuatan)
hubungan antara variabel-variabel yang diteliti.
DAFTAR
PUSTAKA
Abidin, Muhammad Zainal. 2008. Penelitian Korelasional. (artikel). Dalam http://www.Muhammad Zainal Abidin Personal Blog.htm. di akses tanggal 25 September 2010.
Atmodjo, J. Tri. 2005. Modul Penelitian Korelasi (artikel).
Jakarta: Fikom Universitas Mercubuana Jakarta
Emzir, 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan
Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Fraenkel, J.R dan Wellen, N.E. 2008. How to Design and Evaluate
research in Education. New York: McGraw-Hill.
Hadjar, Ibnu, 1999. Dasar-dasar Metodologi
Penelitian Kuantitatif dalam pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo Persada
http://ecaecy.wordpress.com/2012/01/13/penelitian-korelasonal/.
McMilan, J dan Schumacher, S. 2003. Research in Education.
New York: Longman.
Nurgiantoro, Burhan. 2001. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa
dan Sastra edisi ketiga. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
Ruseffendi. 1993. Statistika untuk Penelitian Pendidikan.
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Perguruan
Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan Perguruan Tinggi.
Sukardi, 2008. Metodologi Penelitian
Pendidikan Kompetensi dan Prakteknya. Jakarta: Bumi Aksara.
Suryabrata, Sumadi,1994. Metodologi
Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada
.Syamsuddin dan Vismaia S. Damaianti. 2009. Metodologi
Penelitian Pendidikan Bahasa. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !