BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Usaha manusia untuk memenuhi dorongan rasa ingin tahu
terhadap dunia sekitarnya itulah yang melahirkan adanya penelitian. Usaha untuk
memenuhi dorongan ingin tahu atau mendapat jawaban atau penylesaian
terhadap masalah tersebut ditempuh dengan mengikuti metode-metode secara formal
dan sistematis. Tanpa adanya penelitian, pengetahuan tidak akan bertambah maju.
Padahal pengetahuan adalah dasar semua tindakan dan usaha. Jadi penelitian
sebagai dasar untuk meningkatkan pengetahuan, harus diadakan agar meningkat
pula pencapaian usaha manusia. Dalam penelitian, seberapapun dan apapun yang
dilakukan manusia tidak boleh “membanggakan diri” dengan temuan-temuannya.
Manusia harus semakin menyadari keterbatasan kemampuan dan keberadaanya.Dengan
penelitian, manusia terus berusaha untuk mengungkap rahasia alam di
sekelilingnya yang diungkapkan dalam karya ilmiah. Karya ilmiah merupakan
penulisan yang didasarkan pada penyelidikan, pengamatan, pengumpulan data dari
suatu penelitian, baik dari penelitian lapangan, tes laboratorium maupun kajian
pustaka untuk mendapatkan jawaban secara ilmiah.
Penelitian pada hakikatnya mencari jawaban atas
masalah yang menuntut jawaban yang benar, setidak-tidaknya mendekati kebenaran
yang logis menurut penalaran manusia dan didukung oleh fakta empiris. Expos
Facto artinya sesudah fakta, yaitu penelitian yang dilakukan setelah suatu
kejadian itu terjadi. Disebut juga sebagai restropective study karena
penelitian ini merupakan penelitian penelusuran kembali terhadap suatu
peristiwa atau suatu kejadian dan kemudian merunut ke belakang untuk mengetahui
faktor-faktor yang dapat menimbulkan kejadian tersebut. Expost Facto sebagai
metode penelitian menunjuk kepada perlakuan atau manipulasi variabel bebas X
telah terjadi sebelumnya sehingga peneliti tidak perlu memberikan perlakuan
lagi, tinggal melihat efeknya pada variabel terikat
Satu diantara jenis penelitian yang mempunyai beberapa
nama dan hendak dibahas dalam makalah ini adalah penelitian ex-postfacto.
Penelitian ini disebut demikian, karena sesuai dengan arti ex-postfacto, yaitu
“dari apa dikerjakan setelah kenyataan”, maka penelitian ini disebut
sebagai penelitian sesudah kejadian. Penelitian ex post facto merupakan
penelitian yang bertujuan menemukan penyebab yang memungkinkan perubahan
perilaku, gejala atau fenomena yang disebabkan oleh suatu peristiwa, perilaku
atau hal-hal yang menyebabkan perubahan pada variable bebas yang secara
keseluruhan sudah terjadi.
Penelitian ex post facto secara metodis merupakan
penelitian eksperimen yang juga menguji hipotesis tetapi tidak memberikan
perlakuan-perlakuan tertentu karena sesuatu sebab kurang etis untuk memberikan
perlakuan atau memberikan manipulasi. Biasanya karena alasan etika manusiawi,
atau gejala/peristiwa tersebut sudah terjadi dan ingin menelusuri faktor-faktor
penyebabnya atau hal-hal yang mempengaruhinya. Kerlinger
(1993) mendefinisikan penelitian ex post facto adalah penemuan empiris yang
dilakukan secara sistematis, peneliti tidak melakukan kontrol terhadap
variable-variabel bebas karena
manifestasinya sudah terjadi atau variable-variabel tersebut secara inheren
tidak dapat dimanipulasi. Sebagai contoh: Seorang peneliti ingin mengetahui
pengaruh merokok terhadap kemampuan menyerap oksigen dalam darah. Peneliti
tidak mungkin melakukan eksperimen dengan menyuruh orang menghisap beberapa
batang rokok dalam sehari untuk diketahui pengaruhnya terhadap kemampuan darah
dalam mengikat oksigen
Penelitian
ini juga sering disebut after the fact atau sesudah fakta dan ada pula
peneliti yang menyebutnya sebagai retrospective study atau studi
penulusuran kembali.
B. Rumusan Masalah
Ada pun masalah yang akan
dibahas dalam makalah ini ialah sebagai berikut.
1. Bagaimana definisi
penelitian ex-post facto ?
2. Apa saja macam-macam
penelitian ex-post facto ?
3. Bagaimana
karakteristik penelitian ex-post facto ?
C. Tujuan Pembahasan Masalah
1. Untuk mengetahui
definisi penelitian ex-post facto.
2. Untuk mengetahui
macam-macam penelitian ex-post facto.
3. Untuk mengetahui
karakteristik penelitian ex-post facto.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Penelitian Ex-postfacto
Istilah penelitian ini adalah
penelitian sesudah kejadian, ada pula yang menyebutnya penelitian Kausal
Komparatif. Penelitian ini bertujuan membandingkan dua atau tiga peristiwa yang
sudah terjadi melalui hubungan sebab akibat dengan cara mencari sebab-sebab
terjadinya peristiwa berdasarkan pengamatan akibat-akibat yang mungkin tampak
dan teramati. Berikut ini akan dipaparkan pendapat para ahli mengenai
penelitian ex-postfacto.
1. Kerlinger
(1993) mendefinisikan penelitian ex-postfacto
adalah penemuan empiris yang dilakukan secara sistematis, peneliti tidak
melakukan kontrol terhadap variabel-variabel bebas karena manifestasinya sudah
terjadi atau variabel-variabel tersebut secara inheren tidak dapat
dimanipulasi.
2. Menurut
Watson penelitian ex-postfacto bertujuan untuk mencari penyebab perubahan perilaku
dengan studi komparasi secara partisipatif tentang perilaku yang muncul pada
saat sekarang dan perilaku yang tidak muncul dari suatu kejadian setelah
variable bebas terjadi.
3. Gay (dalam
Sevilla dkk) menyatakan bahwa: penelitian ex-post facto, adalah penelitian
yang menyelidiki permasalahan dengan mempelajari atau meninjau
variabel-variabel.
Dalam pengertian sederhana Ex Post Facto memiliki arti yaitu “dari apa
dikerjakan setelah pernyataan Penelitian ini disebut sebagai penelitian sesudah
kejadian. Penelitian ini juga sering disebut after the fact atau sesudah fakta
dan ada pula peneliti yang menyebutnya sebagai retrospective study atau studi
penelusuran kembali (Sukardi 2012: 165). Penelitian Ex Post Facto merupakan
penelitian dimana variabel-variabel bebas telah terjadi ketika peneliti mulai
dengan pengamatan variabel-variabel terikat dalam suatu penelitian (Hamid 2010:
223). Donald Ary (1982 382-383) juga menyatakan bahwa penelitian Ex Post Facto
merupakan penemuan empiris yang dilakuakan secara sistematis, peneliti tidak
melakukan kontrol terhadap variabel-variabel bebas karena manifestasinya sudah
terjadi.
Penelitian Ex Post Facto bertujuan
menemukan penyebab yang memungkinkan perubahan perilaku, gejala atau fenomena
yang disebabkan oleh suatu peristiwa, perilaku, gejala atau fenomena yang
disebabkan oleh suatu peristiwa, perilaku atau hal-hal yang menyebabkan
perubahan pada fariabel bebas secara keseluruhan sudah terjadi . Penelitian Ex Post Facto merupakan penelitian dimana variabel-variabel
bebas telah terjadi ketika peneliti mulai dengan pengamatan variabel terikat
dalam suatu penelitian. Dalam penelitian ini, keterikatan antara variabel bebas
maupun antar variabel bebas dengan variabel terikat sudah terjadi secara alami.
Dan peneliti dengan setting tersebut ingin melacak kembali jika dimungkinkan
apa yang menjadi faktor penyebabnya (Sukardi 2012: 165). Jadi dapat dikatakan bahwa metode Ex Post
Facto adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang
telah terjadi dan kemudian melihat ke belakang untuk mengetahui faktor-faktor
yang dapat menimbulkan kejadian tersebut. Penelitian ini menggunakan logika
dasar yang sama dengan penelitian eksperimen yaitu jika X, maka Y, hanya saja
dalam penelitian ini tidak ada manipulasi langsung terhadap variabel bebas
(independen).
Dalam hal ini dapat dikatakan
perbedaan antara metode penelitian eksperimen terletak pada perlakuan variabel
bebas. Pada eksperimen, peneliti dituntut memberikan perlakuan variabel bebas,
namun pengukuran efek dari variabel bebas pada variabel terikat baik eksperimen
maupun ex post facto tetap dilakuakan. Metode ex post fakto dapat dilakukan
apabila peneliti telah yakin bahwa perlakuan variabel bebas telah terjadi
sebelumnya. Metode ini banyak dilakukan dalam bidang pendidikan, sebab tidak
semua masalah pendidikan dapat diteliti dengan metode eksperimen. Dalam banyak
hal variabel bebas dalam pendidikan tidak dapat dimanipulasi oleh peneliti
secara langsung (eksperimen), mengingat sifatnya telah ada dalam pribadi
subjek/individu serta kondisinya diluar jangkauan peneliti untuk melakukan
eksperimen (Ibrahim 2012: 56-57). Jadi, dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian ex
post facto merupakan penelitian di mana variabel-variabel bebas
telah terjadi ketika peneliti mulai dengan pengamatan variabel terikat dalam
suatu penelitian. Pada penelitain ini, keterikatan antar variabel bebas dengan
variabel bebas, maupun antar variabel bebas dengan variabel terikat, sudah
terjadi secara alami, dan peneliti dengan setting tersebut ingin melacak
kembali jika dimungkinkan apa yang menjadi faktor penyebabnya.
B.
Karakteristik Penelitian Ex-postfacto
Adapun karakteristik penelitian ex
postfacto sebagai berikut.
1. Data
dikumpulkan setelah semua peristiwa terjadi.
2. Variabel
terikat ditentukan terlebih dahulu, kemudian merunut ke belakang untuk
menemukan sebab, hubunga, dan maknanya.
3. Penelitian
korelasional, mencoba menemukan hubungan kausal fenomena yang terjadi.
4. Penelitian
eksperimental, dan ex postfacto dasar
logika yang digunakan dan tujuan yang ingin dicapai sama yaitu ingin menentukan
validitas empiris.
5. Penelitiaan ex-postfacto dilakukan jika dalam
penelitian eksperimen tidak dapat dilaksanakan. Hal tersebut adalah:
a. jika tidak
mungkin memilih, mengontrol, dan memanipulasi faktor-faktor yang diperlukan
untuk meneliti hubungan sebab akibat secara langsung.
b. jika control
semua variabel kecuali independen tunggal, tidak realistik, dan artifical,
mencegah interaksi yang normal dengan variabel lain yang mempengaruhi.
c. jika kontrol
secara laboratori untuk beberapa tujuan tidak praktis, dari segi nilai dan etik
dipertanyakan.
C.
Perbandingan denan penelitian Experiment
Dalam beberapa hal, penelitian ex post facto dapat
dianggap sebagai kebalikan dari penelitian eksperimen. Sebagai pengganti dari
pengambilan dua kelompok yang sama kemudian diberi perlakuan yang berbeda.
Studi ex post facto dimulai dengan dua kelompok yang berbeda kemudian
menetapkan sebab-sebab dari perbedaan tersebut. Studi ex post facto dimulai
dengan dua kelompok yang berbeda kemudian menetapkan sebab-sebab dari perbedaan
tersebut. Studi ex post facto dimulai dengan melukiskan keadaan sekarang, yang
sebagai akibat yang terjadi sebelumny, kemudian mencoba menyelidiki kebelakang
guna menetapkan faktor-faktor yang diduga sebagai penyebabnya.
Kedua penelitian ini sama-sama berusaha menemukan dan
mengungkapkan atau menentukan hubungan antar variabel-variabel dalam data hasil
penelitian. Oleh sebab itu ada persamaan logika dasar dari kedua penelitian
tersebut terutama dalam menetapkan masalah dan variabel serta kaitan antara
variabel satu dengan variabel lainnya seperti variabel bebas dengan variabel
terikat. Logika lain adalah kesamaan dalam pendekatan penelitian, yakni
membandingkan dua kelompok yang serupa dalam semua karakteristik kecuali satu,
agar dapat mengukur efek dan karakteristik tersebut. Dengan demikian banyak
informasi yang ditemukan dalam eksperimen terdapat atau juga dalam ex post
facto (Sudjanan & Ibrahim 2012: 67).
Kurnia Ahmad dalam (Skripsimahasiswa.blogspot.com)
menjelaskan bahwa penelitian ex post facto memiliki persamaan dengan penelitian
eksperimen, logika dasar pendekatan dalam ex post facto sama dengan penelitian
eksperimen, yaitu adanya variabel x dan y. Kedua metode penelitian
membandingkan dua kelompok yang sama pada kondisi dan situasi tertentu.
Perhatiannya dipusatkan untuk mencari atau menetapkan hubungan yang ada
diantara variabel-variabel dalam data penelitian. Dengan demikian, banyak jenis
informasi yang diberikan oleh eksperimen dapat juga diperoleh melalui analisis
ex post facto. Dalam penelitian eksperimen, pengaruh variabel luar dikendalikan
dengan kondisi eksperimental. Variabel bebas yang dianggap sebagai penyebab
dimanipulasi secara langsung untuk meminimalkan pengaruh terhadap variabel
terikat. Melalui eksperimen, peneliti dapat memperoleh bukti tentang hubungan
fungsional diantara variabel yang jauh lebih meyakinkan dari pada yang dapat
diperoleh menggunakan studi ex post facto. Peneliti dalam penelitian ex post
facto tidak dapat melakukan manipulasi atau pengacakan terhadap variabel-variabel
bebasnya. Hal ini menunjukkan bahwa perubahan dalam variabel-variabelnya sudah
terjadi. Peneliti dihadapkan kepada masalah bagaimana menetapkan sebab dari
akibat yang diamati tersebut.
Beberapa perbadaan dari kedua penelitian tersebut nampak
dalam hal teknik perolehan data atau informasi dan kesahihan temuan
penelitiaan. Dengan eksperimen, peneliti dapat memperoleh informasi yang lebih
meyakinkan dan akurat untuk hubungan kausal atau fungsional antara
variabel-variabel dari pada penelitiann ex post facto.pengaruh variabel ekstra
dalam eksperimen dikontrol oleh kondisi eksperimen dan variabel bebas
dimanipulasi oleh peneliti secara langsung untuk meyakinkan atau menentukan
pengaruhnya pada variabel terikat. Jika variabel terikat y bervariasi bersama
dengan variasi dalam variabel bebas x dalam situasi yang terkontrol, maka
peneliti memperoleh data mengenai
kesahihan hubungan antara sebab akibat yang diduga/hipotesiskan antara variabel bebas x
dengan variabel terikat y (Sudjana dan Ibrahim 2012: 58).
D.
Desain Eksperimen dan Ex Post Facto
Seperti yang dijelaskan Jonathan Sarwono (2006:81-82)
bahwa secara garis besar dalam aliran kuantitatif yang bersifat konklusif ada
dua macam tipe desain, yaitu: Desain Ex Post Facto dan Desain eksperimental.
Faktor-faktor yang membedakan kedua desain ini adalah pada desain pertama
terjadi manipulasi variabel bebas sedang pada desain yang kedua terdapat adanya
manipulasi variabel bebas. Tujuan utama penggunaan desain yang pertamaialah
bersifat eksplorasi dan deskriptif, sedang desain yang kedua eksplanatori
(sebab akibat). Jika dilihat dari dari sisi tingkat pemahaman permasalahan yang
diteliti, maka desain ex post facto menghasilkan tingkat pemahaman persoalan
yang dikaji pada tataran permukaan, sedangkan desain eksperimental dapat
menghasilkan tingkat pemahaman yang lebih mendalam. Kedua desain utama tersebut
mempunyai sub-sub desain yang lebih khusus. Yang masuk dalam kategori pertama
ialah studi lapangan dan survei. Sedangkan yang termasuk dalam kategori kedua
ialah percobaan dilapangan (field experiment) dan percobaan di laboratorium
(laboratory experiment). Untuk Sub Desain
dan Spesifik Desain Jonathan Sarwono (2006: 83-88) menjelaskan sebagai
berikut:
1.
Sub Desain Ex Post Facto
a. Studi Lapangan
Studi lapangan merupakan desain penelitian yang
mengkombinasikan antara pencarian literature (literature study), survei
berdasarkan pengalaman atau studi kasus dimana peneliti berusaha
mengidentifikasivariabel-variabel penting dan hubungan antar variabel tersebut
dalam suatu situasi permasalahan tertentu. Studi lapangan umumnya digunakan
sebagai sarana penelitian lebih lanjut dan mendalam.
b. Survei
Desain Survei tergantung pada penggunaan jenis kuesioner.
Survei memerlukan populasi yang besar jika peneliti menginginkan hasilnya
mencerminkan kondisi nyata. Semakin sampenya besar, survei semakin meberikan
hasil yang lebih akurat. Dengan survei seorang peneliti dapat mengungkapkan
masalahyang banyak, meski hanya sebatas dipermukaan. Sekalipun demikian, survei
bermanfaat jika peneliti menginginkan informasi yang banyak dan beraneka
ragam.metode survei sangat populer karena banyak digunakan dalam penelitian
bisnis. Keunggulan survei yang lain ialah mudahmelaksanakan dan dapat dilakukan
secara cepat.
2. Sub
Desain Eksperimental
a. Eksperimental lapangan
Desain eksperimental lapangan merupakan penelitian yang
dilakukan dengan menggunakan latar yang realistis dimana peneliti melakukan
campur tangan dan melakukan manipulasi terhadap variabel bebas.
b. Eksperimen laboratorium
Desain eksperimen laboratorium menggunakan latar tiruan
dalam melakukan penelitiannya. Dengan menggunakan desain ini, peneliti
melakukan campur tangan dan memanipulasi variabel-variabel bebas serta
memungkinkan peneliti melakukan kontrol terhadap aspek-aspek kesalahan utama.
Setelah membicarakan sub desain berikut akan kami uraikan
desain spesifik ex post facto dan desain experimental. Namun sebelum
membicarakan desain spesifik Ex Post Facto dan eksperimental, sistem notasi
yang digunakann perlu diketahui terlebih dahulu. Sistem notasi tersebut adalah
sebagai berikut:
X: digunakan untuk mewakili pemaparan (exposure) suatu
kelompok yang diuji terhadap suatu perlakuan eksperimental pada variabel bebas
yang kemudian efek pada variabel tergantungnya akan diukur.
O: menunjukkan adanya suatu pengukuran atau observasi
terhadap variabel tergantung yang sedang diteliti pada individu, kelompok atau
obyek tertentu.
R: menunjukkan bahwa individu atau kelompok telah dipilih
dan ditentukan secar random untuk tujuan-tujuan studi.
1. Desain Spesifik Ex
Post Facto
Sebagaimana disebutkan sebelumnya bahwa dalam desain Ex
Post Facto tidak ada manipulasi perlakuan terhadap variabel bebasnya maka
sistem notasinya, baik studi lapangan atau survei hanya ditulis dengan O atau O
lebih dari satu.
|
O1
O2
Dimana O1 merupakan kegiatan observasi yang dilakukan di
perusahaan A dan O2 merupakan kegiatan observasi yang dilakukan diperusahaan B.
Contoh 2: secara random kita meneliti 200 perusahaan dari populasi 1000
perusahaan mengenai sistem penggajiannya. Survei dilakukan dengan cara mengirim
kuesioner pada 200 manajer, maka konfigurasi desainnya akan seperti dibawah ini:
(R) O1 Dimana O1 mewakili survei di 200 perusahaan dengan
memberikan kuesioner kepada 200 manajer yang dipilih secara random (R). Apabila
sampel yang sama kita teliti secara berulang-ulang, misalnya selama tiga kali
dalam tiga bulan berturut-turut, maka notasinya adalah:
(R) O3 dimana O1 merupakan observasi yang pertama, O2
merupakan observasi yang kedua dan O3 merupakan observasi yang ketiga.
2. Desain Eksperimental
Desain eksperimental dibagi menjadi dua, yaitu
pre-eksperimental (quasi-eksperimental) dan desain eksperimental sebenarnya
(true experimental). Perbedaan kedua tipe desain ini terletak pada konsep
kontrol.
a. One Shot Case
Study
|
X O
b. One Group Pre-Test-Post-Test Design

O1 X O2
Pada desain ini peneliti melakukan pengukuran awal pada
suatu obyek yang diteliti, kemudian peneliti memberikan perlakuan tertentu.
Setelah itu pengukuran dilakukan lagi untuk yang kedua kalinya.
c. Static Group Comparison
|
X O1
O2
d. Post Test
Only Control Group Design
Desain merupakan desain yang paling sederhana dari desain
eksperimental sebenarnya (true experimental design), karena responden benar-benar dipilih secara
random dan diberi perlakuan serta ada kelompok pengontrolnya. Desain ini sudah
memenuhi kriteria eksperimen sebenarnya, yaitu dengan adanya manipulasi
variabel, pemilihan kelompok yang diteliti secara random dan seleksi perlakuan,
desainnya
|

(R) O2
Maksud dari desain tersebut ialah ada dua kelompok yang
dipilih secara random. Kelompok pertama diberi perlakuan sedang kelompok dua
tidak. Kelompok pertama diberi perlakuan oleh peneliti kemudian dilakukan
pengukuran, sedang kelompok kedua yang digunakan sebagai kelompok pengontrol
tidak ddiberi perlakuan tetapi hanya dilakukan pengukuran saja.
e. Pre-test
Post-test Control Group Design
|
(R) O1 X O2
(R) O3 O4
E.
Jenis-Jenis Ex Post Facto
Penelitian ex post facto dapat dibedakan menjadi dua
jenis, yaitu correlational study dan criterian group study dan criterian group
study. Jenis pertama, Correlational study juga populer disebut causal research
dan yang kedua disebut causal comparativ research, yaitu penelitian yang
berusaha mencari informasi tentang mengapa terjadi hubungan sebab akibat. kedua
jenis penelitian tersebut yaitu:
1. Penelitian Korelasi
Penelitian korelasi dalam bidang penelitian, sosial,
maupun ekonomi banyak dilakukan oleh para peneliti. Penelitian ini dilakukan,
ketika mereka ingin mengetahui tentang kuat atau lemahnya hubungan variabel
yang terkait dalam suatu objek atau subjek yang diteliti (Sukardi 2012: 166).
Metode ini menyatakan hubungan antar variabel yang tidak menunjukkan
keterganantungan variabel satu terhadap variabel yang lainnya seperti halnya
dalam hubungan sebab akibat. Dalam metode ini hubungan antar variabel yang
ditunjukkan berupa hubungan linier satu hubungan timbal balik antar dua
variabel atau lebih. Pada metode inivariabel bebas tidak secara langsung
dimanipulasi seperti halnya pada metode eksperimen (Widi Restu 2010: 87).
Penelitian korelasi adalah suatu penelitian yang melibatkan tindakan
pengumpulan data guna menentukan, apakah ada hubungan dan tingkat hubungan
antara dua variabel atau lebih. Adanya hubungan dan tingkat hubungan dan
tingkat variabel ini penting, karena dengan mengetahui tingkat hubungan yang
ada, peneliti akan dapat mengembangkannya sesuai dengan tujuan penelitian.
Penelitian korelasi, merupakan salah satu bagian penelitian ex post facto
karena biasanya peneliti tidak memanipulasi keadaan variabel yang ada dan
langsung mencari keberadaan hubungan dan tingkat hubungan variabel yang
direfleksikan dalam koefesien korelasi. Dalam penelitian ini, peneliti berusaha
menggambarkan kondisi sekarang dalam konteks kuantitatif yang direfleksikan
dalam variabel (Sukardi, 2012: 166).
Kekuatan penelitian menggunakan metode korelasi terletak
pada fakta bahwa metode ini dapat digunakan untuk menentukan atau menyimpulkan
sesuatu hal jika terdapat hubungan antara dua variabel tanpa harus secara
langsung memanipulasi variabel-variabel tersebut. Dengan kata lain, korelasi
dapat digunakan ketika tidak dapat
menggunakan metode eksperimental. Korelasi dapat digunakan ketika
manipulasi variabel tidak mungkin dilakukan. Korelasi juga dapat digunakan
sebagai basis prakiraan. Sebagai contoh, jika kita mengetahui dua variabel
sangat berkorelasi, maka kita dapat memperkirakan harga satu variabel dengan
mengetahui harga variabel yang lainnya.
Kelemahan utama dari metode iniadalah korelasi tidak menunjukkan kepada
peneliti adannya penjelasan hubungan sebab akibat antara 2 variabel atau lebih
(Widi Restu 2010: 88). Penelitian korelasi mempunyai tiga karateristik penting
untuk para peneliti yang hendak menggunakannya. Tiga karakteristik tersebut,
diantaranya adalah:
1. Penelitian korelasi tepat jika variabel kompleks dan
peneliti tidak mungkin melakukan manipulasi dan mengontrol variabel seperti
dalam penelitian eksperimen.
2. Memungkinkan variabel diukur secara intensif dalam
setting (lingkungan) nyata.
3. Memungkinkan penelitian mendapat derajat asosiasi yang
signiifikan.
Penelitian korelasi mencakup kegiatan pengumpulan data
guna menentukan adakah hubungan antar variabel dalam subjek atau objek yang
menjadi perhatian untuk diteliti. Jika ada, beberapa derajat hubungan antara
dua variabel atau lebih, derajat hubungan biasanya di ekspresikan sebagai
koefisien korelasi yang diberi simbol matematika (r). Hubungan variabel
tersebut biasanya dinyatakan dalam harga r yang mempunyai nilai dari -1 sampai
+1. Nilai negatif atau (-) menunjukkan arah dua variabel bertolak belakang.
Nilai positif (+) menunjukkan arah perubahan dua variabel pada arah yang sama.
Dalam penelitian korelasi, para peneliti biasanya hanya
mendasarkan pada penampilan variabel sebagaimana adanya, tanpa mengatur kondisi
atau memanipulasi variabel tersebut. Oleh karena itu, peneliti hendaknya
mempunyai cukup banyak alasan yang kuat guna mempertahankan hasil hubungan yang
ditemukan. Penelitian korelasi lebih tepat, jika dalam penelitian peneliti
memfokuskan usahanya dalam mencapai informasi yang dapat menerangkan adanya
fenomena yang kompleks melalui hubungan antarvariabel. Sehingga, penelitian
juga dapat melakukan eksplorasi studi melalui teknik korelasi parsial, di mana
peneliti mengeliminasi salah satu pengaruh variable agar dapat dilihat hubungan
dan variable yang dianggap penting.
Dibindang pendidikan, studi karelasi biasanya digunakan
untuk melakukan peneliti terdapat sejumlah variable yang diperkirakan mempunyai
peranan signifikan dalam mencapai hasil belajar dengan motivasi internal,
belajar startegi, intensitas kehadiran mengikuti kuliag dan sebagainya.
2. Penelitian Kausal Komparatif
Metode penelitian yang erat dengan
penelitian korelasi adalah penelitian causal comparative atau hubungan
sebab akibat. Di dalam mengelompokkan jenis penelitian ini, ada para ahli yang
memasukkan penelitian kausal komparatif sebagai penelitian deskriptif. Alasan
yang mendasarinya adalah bahwa penelitian tersebut berusaha menggambarkan
keadaan yang telah terjadi.
F.
Kelebihan dan Kekurangan Penelitian Korelasi
Penelitian korelasi mempunyai kelebihan yang dapat
diterangkan seperti berikut :
a. Berguna dalam mengatasi masalah yang berkaitan dengan
bidang pendidikan ekonomi, dan sosial, karena dengan penelitian ini peneliti
dimungkinkan untuk mengukur beberapa variable dan hubungannya secara simultan
b. Dengan penelitian
korelasi, dimungkinkan beberapa variable yang mempunyai kontribusi pada suatu
variable tertentu dapat diselidiki secara intensif
c. Penelitian korelasi pada umunya melakukan studi tingkah
laku dengan setting yang realistis
d. Peneliti dapat
melakukan analisis prediksi tanpa memerlukan sampel yang besar
Sedangkan kelemahan penilitian korelasi yang perlu
diperhatikan oleh para peniliti adalah bahwa dengan penelitian korelasi,
peneliti hanya mengidentifikasi apa yang terjadi dengan tanpa melakukan
manipulasi dan mengontrol variable. Di samping itu, dengan penelitian tersebut
peneliti tidak dapat membangun hubungan sebab akibat
1.
Kekurangan Metode Ex Post Facto
Pendekatan ex post facto memiliki beberapa kelemahan,
diantaranya sebagai berikut:
a. Tidak adanya kontrol terhadap variabel bebas, maka sukar
untuk memperoleh kepastian bahwa faktor-faktor penyebab yang relevan telah
benar-benar tercakup dalam kelompok faktor-faktor yang sedang diselidiki.
b. Kenyataan bahwa faktor penyebab bukanlah faktor tunggal,
melainkan kombinasi dan interaksi antara berbagai faktor dalam kondisi tertentu
untuk menghasilkan efek yang disaksikan, menyebabkan soalnya sangat kompleks.
c. Suatu gejala mungkin tidak hanya merupakan akibat dari
sebab-sebab ganda, tetapi dapat pula disebabkan oleh sesuatu sebab pada
kejadian tertentu dan oleh lain sebab pada kejadian lain.
d. Apabila saling hubungan antar variabel telah ditemukan,
mungkin sukar untuk menentukan mana yang sebab dan mana yang akibat.
e. Kenyataan bahwa dua atau lebih, faktor saling berhubungan
tidaklah mesti memberi implikasi adanya hubungan sebab akibat.
f. Menggolong-golongkan subjek kedalam kategori dikotomi,
“misalnya golongan pandai dan golongan bodoh” untuk tujuan perbandingan.
g. Studi komparatif dalam situasi alami tidak memungkinkan
pemilihan subyek secara terkontrol. Menempatkan kelompok yang telah ada yang
mempunyai kesamaan dalam berbagai hal kecuali dalam hal dihadapkannya kepada
variabel bebas adalah sangat sukar.
2. Kelebihan Metode Ex Post Facto
a. Metode ini baik utuk berbagai keadaan, jika metode
eksperimental atau metode yang lebih kuat tak dapat digunakan.
b. Kemajuan dalam teknik statistik membuat desain ex post
fakto lebih bertahan.
c. Apabila kontrol di laboratorium untuk berbagai tujuan
penelitian adalah tidak praktis, terlalu mahal, atau dipandang dari segi etika
diragukan atau dipertanyakan. Studi kausal-komparatif menghasilkan informasi
yang sangat berguna menegenai sifat-sifatgejala yang sipersoalkan: apa sejalan
dengan apa, dalam kondisi apa, pada perurutan dan pola yanng bagaiman dan
sejenis dengan itu. Perbaikan-perbaikan dalam hal teknik, metode statistik, dan
rancangan dengan kontrol parsial, pada akhir-akhir ini telah membuat studi
kausal komparatif itu lebih dapat dipertanggungjabkan Kurnia (2009).
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Ex-postfacto berarti “setelah kejadian” Secara
sederhana dalam penelitian ex post facto, penelitian menyelidiki
permasalahan dengan mempelajari atau meninjau variabel-variabel. Variabel
terikat dalam penelitian seperti ini segera dapat diamati selain itu juga
diartikan ex-post facto sebagai pencarian empirik yang sistematik dalam
ilmuwan tidak dapat mengontrol langsung variabel bebas karena peristiwanya
telah terjadi atau karena menurut sifatnya tidak dapat dimanipulasi. Penelitian
ex-postfacto dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu penelitian
korelasi dan penelitian kausal komparatif. Penelitian ex postfacto memiliki
lima karakteristik yaitu:
1. Data
dikumpulkan setelah semua peristiwa terjadi.
2. Variabel
terikat ditentukan terlebih dahulu, kemudian merunut ke belakang untuk
menemukan sebab, hubungna, dan maknanya.
3. Penelitian
korelasional, mencoba menemukan hubungan kausal fenomena yang terjadi.
4. Penelitian eksperimental,
dan ex-postfacto dasar logika yang
digunakan dan tujuan yang ingin dicapai sama yaitu ingin menentukan validitas
empiris.
5. Penelitiaan ex-postfacto dilakukan jika dalam
penelitian eksperimen tida k dapat dilaksanakan.
DAFTAR PUSTAKA
AR, Syamsuddin dan Vismaia S. Damaianti. 2009. Metode Penelitian Pendidikan Bahasa.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Ary, Donal. 1982. Pengantar Penelitian dalam Kependidikan.
Surabaya. Usaha Nasional.
Kurnia, A. 2009. Metode: Rancangan Ex Post Facto.
(Online),
(Skripsimahasiswa.blogspot.com), diakses 12 Oktober 2013.
Manopopo, I. 2012.
Sekilas Penelitian Ex Post Facto. (Online), (ian-mannopo.blogspot.com), diakses
12 Oktober 2013.
Sarwono, J. 2006. Metode
penelitian Kuantitatif & Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sukardi. 2003. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta:
Bumi Aksara.
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !