BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Salah satu upaya dalam meningkatkan
kualitas proses dan hasil belajar sebagai bagian dari peningkatan kualitas
pendidikan dapat dilakukan melalui sistim penilaian atau evaluasi. Evaluasi
yang merupakan suatu kegiatan untuk melihat sejauh mana tujuan yang
direncanakan telah dikuasai atau telah dicapai oleh objek evaluasi setelah
melalui sutu proses atau pengalaman. Penilaian atau evaluasi dilakukan oleh
semua orang baik di lingkungan keluarga, masyarakat maupun di lingkungan
sekolah pada khususnya.
Dapat dipastikan bahwa setiap guru
yang mengajar melaksanakan kegiatan penilaian atau dengan kata lain tidak
seorang pun guru yang tidak melaksanakan kegiatan penilaian terhadap hasil
belajar peserta didiknya. Hal itu dikarenakan menilai hasil belajar siswa
merupakan bagian integral dari aktivitas pengajaran. Penilaian mungkin
dilakukan oleh guru sebelum memulai aktivitas mengajar (prates) untuk melihat
atau mengetahui kemampuan awal siswa sehingga guru bisa menyesuaikan metode
atau strategi yang tepat dalam kegiatan belajar mengajar, maupun dilakukan pada
saat proses belajar mengajar dan akhir kegiatan tersebut.
Dalam penilaian proses dan dan
evaluasi hasil belajar siswadalm PIPS di sekolah berkaitan dengan beberapa
aspek, yaitu pemilihan alat penilaian, penyususnan butir soal, pengolahan dan
interpretasi data hasil penilaian, analisis butir soal, serta pemanfaatan data
hasil penilaian. Mengajar sebaiknya dimulai dari hasil penilaian sebelumnya,
artinya guru harus memanfaatkan hasil penilaian untuk melanjutkan pembelajaran
berikutnya. Hal ini bertujuan untuk memperbaiki kekurangan demi kemajuan hasil
belajar siswa. Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dibahas pelaporan dan
pemanfaatan hasil penilaian.
B.
Identifikasi
Masalah
Berdasarakan latar belakang yang telah
diuraikan sebelumnya, maka dapat kita identifikasi beberapa masalah sebagai
berikut:
1. Bentuk
Pelaporan dalam evaluasi;
2. Tujuan pelaporan, manfaat laporan
3. Waktu pelaporan
4. Bentuk laporan berdasarkan audiences dan
5. Manfaat, pemanfaatan laporan oleh audiences
C.
Rumusan
Masalah
Dalam makalah ini yang menjadi
rumusan masalah adalah sebagai berikut:
a)
Bagaimana bentuk pelaporan dan evaluasi dalam
PIPS?
b)
Apa tujuan dan manfaat dilakukannya pelaporan
dan evaluasi PIPS?
D.
Manfaat
Adapun manfaat dalam penulisan
makalah ini adalah untuk menambah wawasan pembaca mengenai penilaian khususnya “Pelaporan
dan pemanfaatan hasil evaluasi”.
E.
Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini selain
untuk pemenuhan syarat mengikuti mata Kuliah Evaluasi Pendidikan IPS, juga
untuk bahan pembelajaran yang dapat menambah pengetahuan pembaca sesuai dengan
manfaatnya.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN EVALUASI PENGAJARAN IPS
Evaluasi
pembelajaran merupakan penilaian kegiatan dan kemajuan belajar mahasiswa yang
dilakukan secara berkala berbentuk ujian, praktikum, tugas, dan atau pengamatan
oleh dosen. Bentuk ujian meliputi ujian tengah semester, ujian akhir semester,
dan ujian tugas akhir. Evaluasi pendidikan adalah kegiatan pengendalian,
penjaminan, dan penetapan mutu pendidikan terhadap berbagai komponen pendidikan
pada setiap jalur, jenjang, dan jenis pendidikan sebagai bentuk
pertanggungjawaban penyelenggaraan pendidikan.
Pengertian
evaluasi menurut beberapa ahli, yaitu :
1. Menurut
Gronlund (1981), evaluasi adalah suatu proses yang sistematis untuk menentukan
atau membuat keputusan, sampai sejauh mana tujuan program telah tercapai
2. Edwin
Wand dan Gerald W. Brown (1957: 1) menyatakan bahwa evaluasi berkenaan dengan
kegiatan atau proses untuk menentukan nilai dari sesuatu.
3. Witherington
(1952) menyatakan bahwa evaluasi adalah pernyataan bahwa sesuatu itu mempunyai
nilai atau tidak
4. Mechrens
dan Lechman (1984: 5) evaluasi menyatakan bahwa evaluasi diartikan
sebagai sebagai penentu kesesuaian antara tampilan dengan tujuan-tujuan.
Kata
evaluasi berasal dari Bahasa Inggris evaluation yang berarti penilaian atau
penaksiran, sedangkan menurut pengertian istilah evaluasi merupakan kegiatan
yang terencana untuk mengetahui keadaan sesuatu objek dengan menggunakan
instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh
kesimpulan. Evaluasi mengandung pengertian: suatu tindakan atau suatu proses
untuk menentukan nilai dari sesuatu. Untuk dapat mencapai hasil pengajaran IPS
dengan baik, sebelum kita melaksanakan PBM, kita menyusun Tujuan Intruksional
IPS yang meliputi Tujuan Intruksional Umum (TIU) dan Tujuan Intruksional Khusus
(TIK). Berdasarkan Tujuan Intruksional tersebut, kita melakukan PBM berdasarkan
pokok bahasan yang telah ditentukan dengan menerapkan teknik dan strategi
tertentu, menerapkan berbagai metode interaksi edukatif, dan menggunakan
berbagai media pengajaran.
Setelah
itu kita ingin mengetahui apakah tujuan intruksional yang dirumuskan itu
tercapai atau tidak. Untuk itu kita harus melakukan evaluasi terhadap kecakapan
anak didik yang telah melaksanakn PBM. Pada pengajaran IPS, evaluasi ini
memiliki fungsi dan tujuan yang sangat penting.
B.
FUNSI EVALUASI PENGAJARAN IPS
Evaluasi
memiliki beberapa fungsi, yaitu :
1. Untuk
mengetahui perkembangan dan kemajuan prestasi belajar
2. Evaluasi
tidak hanya memberikan gambaran tentang kemampuan yang dimiliki peserta didik,
tetapi dapat pula untuk memberikan informasi lain, misalnya : tentang sikap,
minat, bakat, dan kepribadian peserta didik.
3. Sebagai
alat seleksi
Digunakan
sebagai alat seleksi misalnya untuk penerimaan peserta didik baru, untuk
memilih siswa yang dapat naik kelas berikutnya, untuk memilih siswa yang seharusnya
mendapat beasiswa, untuk memilih siswa yang sudah berhak meninggalkan sekolah,
dan sebagainya.
4. Sebagai
alat pengukur keberhasilan
Fungsi
evaluasi sebagai alat pengukur keberhasilan adalah untuk mengukur seberapa jauh
tujuan pembelajaran dapat dicapai setelah kegiatan belajar dilaksanakan.
5. Sebagai
alat penempatan
Untuk
dapat mengetahui dengan baik termasuk kelompok mana seorang peserta didik harus
ditempatkan
6. Sebagai
alat diagnosik
Misalnya
dengan melakukan evaluasi guru dapat mendiagnosis kesulitan peserta didik. Ia
dapat mengetahui letak kelemahan dan kebaikan peserta didik dalam pengusaan
setiap konsep yang telah diajarkan.
Menurut
Ralph Tyler (1950) fungsi evaluasi
pendidikan secara didaktif memiliki 5 macam fungsi, yaitu:
a.
Memberikan landasan untuk menilai hasil usaha
(prestasi) yang telah dicapai oleh peserta didiknya. Evaluasi dikatakan
berfungsi memeriksa (=mendiagnose), yaitu memeriksa pada bagian-bagian manakah
para peserta didik pada umunya mengalami kesulitan dalam mengikuti pembelajaran.
b.
Memberikan informasi yang sangat berguna, guna
mengetahui posisi masing-masing peserta didik di tengah-tengah kelompoknya.
c.
Memberikan bahan yang penting untuk memilih dan
kemudian menetapkan status peserta didik.
d.
Memberikan pedoman untuk mencari dan
menemukan jalan keluar bagi peserta
didik yang memang memerlukannya.
e.
Memberikan petunjuk tentang sejauh manakah
program pengajaran yang telah ditentukan telah dapat dicapai.
Memberikan
petunjuk tentang sudah sejauh manakah program pengajaran yang telah ditentukan
telah dapat dicapai. Disini evaluasi dikatakan memiliki fungsi instruksional,
yaitu melakukan perbandingan antara Tujuan Instruksional Khusus (TIK) yang
telah ditentukan untuk masing-masing mata pelajaran dengan hasil-hasil belajar
yang telah dicapai oleh peserta didik bagi masing-masing mata pelajaran
tersebut, dalam jangka waktu yang telah ditentukan.
Adapun
secara administratif, evaluasi pendidikan
memiliki 3 macam fungsi, yaitu:
1) Memberikan
laporan
Memberikan laporan mengenai
perkembangan dan kemajuan peserta didik dalam suatu proses pembelajaran.
2) Memberikan
bahan-bahan keterangan (data)
Setiap pendidikan harus di
dasarkan pada data yang lengkap dan akurat. Dala hal ini, nilai-nilai hasil
belajar peserta dapat diperoleh dari kegiatan evaluasi dan untuk menentukan
apakah peserta didik dinyatakan sukses dalam proses belajar atau tidak.
3) Memberikan
gambaran
Memberikan gambaran mengenai
hasil-hasil yang telah dicapai dalam proses pembelajaran tercermin antara lain
dari hasil-hasil belajar peserta didik setelah dilakukan evaluasi hasil belaja.
Pada
sumber lain disebutkan bahwa evaluasi pengajran IPS berfungsi sebagai:
a)
Untuk mengungkapkan penguasaan siswa terhadap
materi yang telah diperolehnya pada PBM IPS, termasuk kemampuan dan
ketidakmampuan serta kekuatan dan kelemahannya dalam menguasai materi IPS yang
bersangkutan.
b)
Untuk
menemukan kelemahan-kelemahan materi, metode, media pengajaran, dan tujuan yang
telah dilaksanakan. Selanjutnya, data ini digunakan sebagai dasar untuk
memperbaiki dan menyempurnakan tugas berikutnya.
c)
Untuk mengungkap terpenuhi tidaknya tugas guru
dalam PBM IPS yang telah dilakukan. Jika terdapat kelemahan-kelemahan atau ada
tugas yang tidak terpenuhi, maka pada tugas PBM berikutnya harus diperbaiki dan
disempurnakan.
d)
Untuk mengungkapkan tingkat perkembangan siswa
secara individual, yang selanjutnya digunakan untuk membimbing pertumbuhan
potensinya lebih lanjut.
C.
TUJUAN EVALUASI PENGAJARAN IPS
Dalam
konteks pelaksanaan pendidikan evaluasi memilki beberapa tujuan.
1. Untuk mengetahui
kemajuan belajar siswa setelah mengikuti kegiatan pembbelajaran dalam jangka
tertentu.
2. Untuk
mengetahui efektivitas metode pembelajaran.
3. Untuk
memperoleh masukan atau umpan balik bagi guru dan siswa dalam rangka perbaikan.
Tujuan-tujuan
yang harus terpenuhi dalam rangka evaluasi hasil Proses Belajar Mengajar IPS,
sebagai berikut :
a. Untuk
membuat laporan prestasi siswa berkenaan dengan PBM yang harus diketahui oleh
para orang tua masing-masing.
b. Untuk
mendapatkan umpan balik hasil evaluasi PBM IPS terhadap keberhasilan atau
ketidakberhasilan kerja guru dalam melaksanakan PBM.
c. Untuk menentukan faktor-fakor pendorong dan
penghambat keberhasilan hasil PBM, baik oleh guru maupun oleh siswa.
d. Untuk
dapat menyusun program bimbingan individual kepada para siswa dalam rangka
mepelajarai IPS
e. Untuk
meningkatkan rangsangan kegiatan belajar kepada siswa.
Supaya
evaluasi pengajaran IPS ini dapat menemukan fungsi dan tujuannya, evaluasi itu
harus memenuhi prinsip-prinsip tertentu.
D. Karakteristik Evaluasi Pembelajaran IPS
Karekteristik
dari pendidikan IPS adalah upaya untuk mengembangkan kompetensi sebagai warga
negara yang baik. Hal ini dapat dibangun apabila dalam diri setiap orang
terbentuk perasaan yang menghargai terhadap segala perbedaan, baik berupa pendapat,
etnik agama, kelompok, budaya dan sebagainya. Oleh karena itu pendidikan IPS
memiliki tanggung jawab untuk dapat melatih siswa dalam membangun sikap yang
demikian.
Dalam
pembelajaran IPS evaluasi emiliki pengertian penilaian progam, proses dan hasil
pembelajaran IPS. Evaluasi pembelajaran IPS yang berkesinambungan, sebaiknya
dilakukan terus menerus sesuai dengan keterlaksanaan pembelajarannya. Evaluasi
seperti ini merupakan baro meter atau pengecekan apakah proses yang berlangsung
itu dapat diikuti dan dipahami oleh peserta didik, serta seberapa besar
penguasaan atau pemahaman peserta didik. Evaluasi pembelajaran IPS pada setiap
jenjang meniliki karakteristik tersendiri yang disesuaikan dengan tingkat
perkembangan siswa.
Organisasi
materi pendidikan IPS pada tingkat sekolah dasar menggunakan pendekatan secara
terpadu/ fusi. Hal ini disesuaikan dengan karakteristik tingkat perkembangan
usia siswa SD yang masih pada taraf berpikir abstrak. Materi pendidikan IPS di
Sekolah Dasar disajikan secara tematik dengan mengambil tema-tema sosial yang
terjadi di sekitar siswa. Demikian juga halnya tema-tema sosial yang dikaji
berangkat dari fenomena fenomena serta aktivitas sosial yang terjadi di sekitar
siswa. Dengan demikian seorang guru yang akan melaksanakan proses pembelajaran
IPS harus dibekali dengan sejumlah pemahaman tentang karakteristik pendidikan
IPS yang meliputi pengertian dan tujuan pendidikan IPS, landasan filosofis
pengembangan kurikulum pendidikan IPS serta disiplin-disiplin ilmu sosial yang
dikembangkan dalam pendidikan IPS.
E.
Evaluasi
Dengan Penilaian Tes
Tes
dapat didefinisikan sebagai sejumlah tugas yang harus dikerjakan oleh seseorang
yang akan diuji. Hasil tugas ini biasanya dilukiskan dalam bentuk angka-angka
yang dalam istilah teknisnya dinamakan scores, aspek kepribadian tersebut bisa
berupa prestasi akademik, bakat, sikap, minat penyesuaian sosial dan lain-lain.
Tujuan
dari evaluasi melalui penilaian tes adalah untuk mengetahui apakah seseorang
siswa telah menguasai atau belum menguasai bahan pelajaran yang bersangkutan.
Dengan evaluai tes ini juga dapat melihat perbedaan kemampuan, bakat, sikap,
minat atau aspek-aspek kepribadaian lainnya.
Agar
tes dapat menunaikan fungsinya sebagai alat pengukur yang baik, maka guru harus
memperhatikan hal berikut dalam menyusun soal :
1. Validitas
Syarat
ini menuntut keabsahan tes, dalam arti soal-soal yang diberikan benar-benar
sesuai untuk mengukur dan mengungkapkan kemampuan yang menjadi tujuan
instruksional.
2. Reliabilitas
Tes
memberikan hasil yang konsisten dan mantap, hasilnya tidak menunjukkan
perubahan atau penyimpangan seandainya diterapkan untuk mengukur kemampuan
seseorang.
3. Objektivitas
Soal-soal
tes seharusnya memberikan hasil sebagaimana adanya, tidak dipengaruhi oleh
pemberi tes (guru) yang melakukan penukuran atau faktor pengganggu lainnya.
4. Efisiensi
Tes
dapat dilaksanakan secarah mudah, tidak memerlukan banyak waktu, tenaga, dan
biaya, tetapi bisa memenuhi tujuan sebaik-baiknya.
F. Evaluasi
Dengan Penilaian Non Tes
Salah
satu ciri pembaharuan pengajaran ilmu pengetahuan sosial bersangkutan dengan
lingkup tujuan yang hendak dicapainya, yang tidak terbatas pada aspek kognitif,
tetapi mencangkup aspek ketrampilan (intelectual skill and social skill) dan
juga mencangkup aspek afektif, Kumano (2001).
Sebagai
konsekuensinya tujuan program pengajaran IPS harus mencangkup ketiga aspek
tujuan tersebut dan guru IPS harus mampu melaksanakan ketiga penilaian yaitu :
1. Penilaian
Ketrampilan
Untuk
mengetahi ketrampilan seseorang mengetahui sesuatu diperlukan tes perbuatan
(performance tes). Dalam melaksanakan tes ini perlu diperhatikan dan dibedakan
antara hasil perbuatan dan proses pelaksanaan perbuatan itu sendiri.
2.
Penilaian dengan Membuat Karangan (Laporan)
Dari
hasil karangan siswa dapat diketahui seberapa jauh kemampuan menerakan
kemampuan siswa tersebut karena untuk membuat karangan diperlukan pengetahuan
dan pemahaman terhadap materi karangan.
Dalam
mengevaluasi karangan terdapat beberpa kriteria yang dapat digunakan sebagai
patokan, seperti : materi dan sitematika karangan, data penunjang dan cara
pengambilan keputusan.
3.
Penilaian dari Segi Afektif
Aspek
ini bersangkutan dengan perasaan dan sikap sesorang terhadap suatu stimulus.
Aspek tujuan afektif mempunyai kedudukan penting dalam pengajaran IPS. Karena sering
kali cara dan alasan seseorang melakukan suatu perbuatan lebih perlu
diperhatikan dari pada jenis perbuatan itu sendiri.
4.
Skala Pilihan
Skala
Pilihan (rating scales) menyediakan daftar sebanyak 3-5 pilihan. Skala Pilihan
dapat digunakan untuk: observasi,wawancara, angket, juaga mengukur sikap,
kebiasaan ataupun nikmat. Skala pilihan dapat digunakan untuk : observasi,
wawancara, angket, sikap, kebiasan, atau minat.
5.
Studi Kasus
Studi
Kasus diperlukan untuk mempelajari peserta didik yag bertingkah laku ekstrim.
Disekolah menengah, studi kasus dilakukan terhadap siswa yang bertingkahlaku
ekstrim, mengganggu dan perlu bantuan khusus.
6.
Portofolio
Pendekatan
portofolio adalah suatu penilaian yang bertujuan mengukur sejauh mana kemampuan
siswa dalam mengkontruksi merefleksi suatu pekerjaan/ tugas dengan mengumpulkan
bahan yang relevan dengan tujuan dan keinginan yang diktroksuksi oleh siswa dan
selanjutnya dapat dinilai oleh guru. Dengan kata lain penilaian portofolio
merupakan suatu pendekatan dalam penilian kinerja siswa.
Sistem
penilaian ini bermanfaat bagi guru untuk mengevaluasi kebutuhan, minat,
kemampuan akademik dan karekteristik siswa secara individiual. Penililaian
Ranah Ranah/dimensi keterampilan (skill) dan nilai-nilai (values) secara
eksplisit tidak tertuang dalam SK-KD. Mengajarkan keterampilan (skill) dan
nilai-nilai (values) dilakukan dengan cara mengintegrasikannya dalam proses
pembelajaran. Caranya adalah dengan menerapkan model-model pembelajaran
“inovatif” yang memungkinkan siswa mengembangkan keterampilan (skill) dan
nilai-nilai (values) yang akan diintegrasikan. Pembelajaran yang demikian
menurut Joyce dan Weil (1996) mempunyai dua efek, yaitu efek pembelajaran
(instructional effect) dan efek pengiring (nurturant effect). Efek pembelajaran
mungkin dapat dilihat hasilnya dalam jangka waktu singkat. Sebaliknya efek
pengiring membutuhkan waktu yang cukup lama. Teknik penilaian yang lebih cocok
adalah non tes.
Acuan
untuk menyusun prosedur pengintegrasian dan penilaian ranah keterampilan dan nilai-nilai
sebagai berikut:
a. Menentukan
aspek keterampilan atau nilai-nilai yang akan diintegrasikan;
b. Merancang
metode pembelajaran dengan mengintegrasikan keterampilan atau nilai-nilai
tersebut;
c. Merumuskan
indikator pencapaian aspek keterampilan atau nilai-nilai yang diintegrasikan;
d. Menetapkan
tingkat pencapaian setiap indikator.
e. Menetapkan
skor tiap-tiap tingkatan;
f. Menyusun
rubrik.
G. . Evaluasi Dengan Penilaian Otentik
Penilaian
Otentik (Authentic Assessment) adalah proses pengumpulan informasi oleh guru
tentang perkembangan dan pencapaian pembelajaran yang dilakukan oleh peserta
didik melalui berbagai teknik yang mampu mengungkapkan, membuktikan atau
menunjukkan secara tepat bahwa tujuan pembelajaran telah benar-benar dikuasai
dan dicapai.
Penilaian
Otentik ini merupakan implikasi pemberlakuan kurikulum berbasis kompetensi
terhadap penilaian hasil pembelajaran di sekolah. Selohah, dalam hal ini guru
dan kepala sekolah menjadi pengambil keputusan dalam perencanaan dan
pelaksanaan kurikulumdan proses pembelajaran. Sekolah menyusun silabus yang
menjamin terlaksananya proses pembelajaran yang terarah. selain itu sekolah
melakukan continous-authentic assessment yang menjamin ketuntasan belajar dan
pencapaian kompetensi oleh siswa.
Prinsip
dari penilaian otentik adalah sebagai berikut:
a. Keeping
Track
Prinsip Keeping Track
menekankan pada penelusuran dan pelacakan kemajuan siswa sesuai dengan rencana
pembelajaran yang telah ditetapkan.
b. Checking
Up
Prinsip Checking Up yaitu tahap dalam
pengecekan ketercapaian kemampuan peserta didik dalam proses pembelajaran.
c. Finding
Out
Prinsip Finding Out yaitu
penilaia harus mampu mencari dan menemukan dan mendeteksi kesalahan-kesalahan
yang menyebabkan terjadinya kelemahan dala proses pembelajaran.
d. Sumning
Up
Prinsip Sumning Up yaitu penilaian harus
mampu menyimpulkan apakah peserta didik telah mencapai kompetensi yang
ditetapkan atau belum.
Tujuan penilaian otentik
adalah sebagai berikut :
1) Menilai
kemampuan individual melalui tugas tertentu.
2) Membantu dan mendirong guru untuk mengajar
yang lebih baik
3) Meningkatakan
kualitas pendidikan.
4) Menentukan
strategi pembelajaran.
Beberapa karakteristik
penilaian otentik adalah sebagai berikut :
a) Penilaian
merupakan dari proses pembelajaran, bukan terpisah dariproses pembelajaran.
b) Penilaian
mencerminkan hasil proses belajar pada kehidupan nyata, tidak berdasarkan pada
kondisi yang ada disekolah.
c) Menggunakan
bermacam-macam instrumen, pengukuran dan metode yang sesuai dengan
karakteristik dan esensi pengaman belajar.
Penilaian harus bersifat
komperhensif dan holistik yang mencangkup semua aspek dari tujuan pembelajaran.
H.
PRINSIP EVALUASI PENGAJRAN IPS
1. Komprehensif
atau Keseluruhan
Prinsip
komprehensip yang harus dipenuhi pada evaluasi hasil PBM IPS yaitu bahwa
evaluasi ini harus meliputi keseluruhan aspek pribadi anak-didik yang meliputi
pengetahuan atau penguasaan materi, kecakapannya, keterampilannya,
kesadarannya, dan sikap mentalnya.
2. Kesinambungan
atau kontinuitas
Prinsip
kesinambungan yang harus dipenuhi dalam melakukan evaluasi hasil PBM IPS yaitu
bahwa evaluasi ini harus dilakukan secara berkesinambungan, karena proses pendidikan itu juga berlangsung secara
berkesinambungan.
3. Obyektivitas
Pelaksanaan
evaluasi hasil PBM IPS harus didasarkan atas prisip obyektivitas, artinya
mengevaluasi apa adanya. Kecenderungan subyektivitas guru IPS terhadap siswa
yang dievaluasi harus disingkirkan sama sekali. Faktor emosi terhadap siswa
yang dievaluasi harus ditiadakan.
4. Komperatif
Prinsip
ini menyatakan bahwa dalam mengadakan evaluasi program supervisi pendidikan
harus dilaksa¬nakan secara bekerjasama dengan semua orang yang terlibat dalam
aktivitas supervisi pendidikan. Sebagai contoh dalam mengevaluasi keberhasilan
guru dalam mengajar, harus bekerjasama antara pengawas, kepala sekolah, guru
itu sendiri, dan bahkan, dengan pihak murid. Dengan melibatkan semua pihak
dalam evaluasi program supervisi pendidikan ini diharapkan kita dapat mencapai
keobyektifan dalam mengevaluasi.
5. Berdasarkan kriteria yang valid
Selain
perlu adanya data dan fakta, juga perIu adanya kriteria-kriteria tertentu.
Kriteria yang digunakan dalam evaluasi harus konsisten dengan tujuan yang telah
dirumuskan. Kriteria ini digunakan agar memiliki standar yang jelas apabila
menilai suatu aktivitas supervisi pendi¬dikan. Kekonsistenan kriteria evaluasi
dengan tujuan berarti kriteria yang dibuat¬ harus mempertimbangkan hakekat
substansi supervisi pendidikan. Kriteria dalam evaluasi program supervisi
pendidikan ada dua, yaitu pertama, kriteria objetive yang berkenaan dengan
patokan tujuan yang ingin dicapai. Tujuan inilah yang dijadikan kriteria
keberhasilan pelaksanaan program supervisi pendidikan. Kedua, kriteria metodis
yang berkaitan dengan patokan teknik penganalisaan hasil evaluasi: misalnya dengan
menggunakan prosentase, interval, kuantitatif, atau perhitungan matematis
lainnya.
6 Fungsional
Hasil
evaluasi program supervisi pendidikan tidak hanya dimaksudkan untuk membuat
laporan kepada atasan yang kemudian di “peties” kan. Hasil evaluasi program
supervisi pendidikan berarti fungsional apabila dapat digunakan untuk
memperbaiki situasi yang ada pada saat itu. Dengan demikian evaluasi program
supervisi pendidikan benar-benar memiliki nilai guna baik secara langsung
maupun tidak langsung. Kegunaan langsungnya adalah dapatnya ¬hasil evaluasi
digunakan untuk perbaikan apa yang dievaluasi, sedangkan kegunaan tidak
langsungnya adalah hasil evaluasi itu dimanfaatkan untuk penelitian atau
keperluan lainnya.
7. Diagnostik
Evaluasi
program supervisi pendidikan hendaknya mampu mengidentifikasi
kekurangan-kekurangan atau kelemahan-kelemahan apa yang dievaluasi sehingga
dapat memperbaikinya. Oleh sebab itu setiap hasil evaluasi program supervisi
pendidikan harus didokumentasikan. Bahan-bahan dokumentasi hasil evaluasi
inilah yang dapat dijadikan dasar penemuan kelemahan-kelemahan atau
kekurangan-kekurangan yang kemudian harus diusahakan jalan pemecahannya.
I.
SASARAN
EVALUASI PENGAJARAN IPS
Yang
menjadi sasaran evaluasi pada pengajaran IPS yaitu siswa secara individual dan
siswa sebagai anggota kelompok. Siswa sebagai anggota kelompok ini meliputi
siswa sebagai bagian dari kelasnya, dan juga dapat kelompok yang lebih luas
sebagai bagian dari angkatannya.
1. Evaluasi
terhadap siswa secara individual, harus memenuhi prinsip komprehensif, artinya
segala aspek siswa tersebut yang meliputi pengetahuannya, kecakapannya,
kesadaran, dan sikap-mentalnya harus dievaluasi.
2. Evaluasi
terhadap siswa dalam hubungan kelompoknya harus meliputi penguasaannya selaku
anggota kelompok.
Itulah
ketentuan yang dapat diikuti dalam melakukan evaluasi proses belajar mengajar
IPS secara wajar dan terarah. (Ph. Dewanto, Drs., et.al, Evaluasi. Penerbit CV. Saudara Salatiga,
Salatiga, 1976, halaman 19—20.
a.
Objek
evaluasi
Yang
dimaksud dengan objek atau sasaran evaluasi pendidikan ialah segala sesuatu
yang bertalian dengan kegiatan/proses pendidikan, yang dijadikan titik pusat
perhatian/pengamatan. Karena pihak penilai/evaluator ingin memperoleh informasi
tentang kegatan/proses pendidikan tersebut. Salah satu cara untuk mengetahui
objek dari evaluasi pendidikan adalah dengan jalan menyorotinya dari tiga segi,
yaitu : input, transformasi, dan output.
1)
Input
Dalam dunia pendidikan
khususnya dalam proses pembelajaran di sekolah, input tidak lain ialah calon
siswa. Calon siswa sebagai pribadi yang utuh dapat ditinjau dari segi yang
menghasilkan bermacam-macam bentuk tes yang digunakan sebagai alat untuk
mengukur.
2)
Kemampuan
Alat ukur yang digunakan untuk
mengukur kemampuan itu disebut Attitutade tes.
3)
Kepribadian
Kepribadian ialah suatu yang
terdapat pada diri manusia dan mennampakan bentuknya dalam tingkah laku.
4)
Sikap
Sikap itu merupakan tingkah
laku manusia sebagai gejala atau gambaran kepribadian yang memancarkan keluar.
5)
Inteligensi
Kemampuan untuk bertindak terarah,
berfikir rasional dan menghadapi lingkungan secara efektif (David Wechsler).
Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa inteligensi adalah suatu kemampuan
mental yang melibatkan proses berpikir secara rasional. Sebenarnya sikap ini
merupakan bagian dari tingkah laku manusia sebagai gejala atau gambaran
kepribadian yang memancar keluar. Namun karena sikap ini merupakan sesuatu yang
paling menonjol dan sangat dibutuhkan dalam pergaulan maka informasi mengenai
sikap seseorang penting sekali. Alat untuk mengetahui keadaan sikap seseorang
dinamakan Attitude Test. Oleh karena tes ini berupa skala, maka disebut dengan
Attitude Scale.
6)
Transformasi
Transformasi yang diibaratkan sebagai
mesin pengolahan bahan mentah-bahan jadi akan memegang peran yang sanggat
penting. Ia dapat menjadi faktor penentu yang dapat menyebabkan keberhasilan
yang telah ditentukan
Unsur-unsur
transformasi yang menjadi objek penilai demi diperolehnya hasil pendidikan yang
diharapkan antara lain :
a)
Kurikulum atau materi pembelajaran
b)
Metode pengajaran dan cara penilaian
c)
Sarana pendidikan atau media pendidikan
d)
System administrasi
e)
Guru dan personal lainnya dalam proses
pendidikan
b. Subjek atau Sasaran Evaluasi
Subjek
atau pelaku evaluasi adalah orang yang melakukan pekerjaan evaluasi. Siapa yang
dapat disebut subjek evaluasi untuk setiap tes ditentukan oleh suatu aturan
pembagian tugas atau ketentuan yang berlaku, karena tidak setiap orang dapat
melakukannnya.
Dalam
kegiatan evaluasi pendidikan di mana sasaran evaluasinya adalah sasaran
belajar, maka subjek evaluasinya adalah guru atau dosen yang mengasuh mata
pelajaran tertentu. Jika evaluasi yang dilakukan itu sasarannya adalah peserta
didik, maka subjek evaluasinya adalah guru atau petugas yang sebelum melaksanakan
evaluasi tentang sikap itu, terlebih dahulu telah memperoleh pendidikan atau
latihan mengenai cara-cara menilai sikap seseorang. Adapun apabila sasaran yang
dievaluasi adalah kepribadian peserta didik, di mana pengukuran tentang
kepribadian itu dilakukan dengan menggunakan instrumen berupa tes yang sifatnya
baku (Standardized Test), maka subjek evaluasinya tidak bisa lain kecuali
seorang psikolog; yaitu seseorang yang memang telah dididik untuk menjadi
tenaga ahli yang profesional dibidang psikologi. Hal ini disebabkan oleh
kenyataan bahwa disamping alat-alat evaluasi yang digunakan untuk mengukur
kepribadian seseorang itu sifatnya rahasia, juga hasil-hasil pengukuran yang
diperoleh dari tes kepribadian itu, hanya dapat diinterpretasi dan disimpulkan
oleh para psikolog tersebut, tidak mungkin dapat dikerjakan oleh orang lain.
J.
Laporan
Evaluasi
Laporan evaluasi tidak ubahnya
seperti laporan penelitian, ada yang menggunakan pendekatan kuantitatif, dan
ada juga yang menggunakan pendekatan kualitatif. Laporan evaluasi yang
menggunakan pendekatan kuantitatif umumnya tersusun dari lima atau enam bab,
yaitu : pendahuluan, pembahasan kepustakaan, metodologi evaluasi, hasil
evaluasi dan pembahasan, serta kesimpulan dan rekomendasi. Sedangkan laporan
evaluasi yang menggunakan pendekatan kualitatif umumnya tersusun dari beberapa
bab dan sub bab yang dapat diidentifikasi menjadi tiga bagian pokok, yaitu :
pendahuluan, inti pembahasan dan kesimpulan.
Secara
garis besar laporan hasil evaluasi diharapkan diususun secara ringkas, padat,
jelas dan paling tidak memuat hal-hal berikut : ringkasan eksekutif,
pendahuluan, kajian pustaka, komponen dalam metodologi evaluasi, hasil
evaluasi, kesimpulan dan rekomendasi yang terakhir adalah daftar pustaka.
K.
Tujuan Pembuatan Laporan
Laporan
evaluasi bertujuan untuk mengetahui pencapaian tujuan program yang telah dilaksanakan.
Selanjutnya, hasil evaluasi program digunakan sebagai dasar untuk melaksanakan
kegiatan tindak lanjut atau untuk melakukan pengambilan keputusan berikutnya.
Penulisan laporan evaluasi memiliki beberapa tujuan yaitu untuk memberikan
keterangan, memulai suatu tindakan, mengoordinasi proyek, menyarankan suatu
langkah atau tindakan, dan merekam kegiatan, Sudijono (2009:64).
Menurut
Sudijono (2009:65-68). Laporan dapat digolongkan menurut :
1.
Maksud pelaporan
a. Laporan
informatifadalah laporan yang dimaksudkan untuk memberi informasi dan bukan
dimaksudkan untuk memberi analisis atau rekomendasi. Titik pentingnya adalah
pemberian informasi yang akurat dan terinci.
b. Laporan
rekomendasi laporan yang di samping memberikan informasi juga menyertakan pendapat
si pembuat laporan, dengan maksud memberikan rekomendasi (usul yang tidak
mengikat). Meski demikian akurasi dan rincian informasi tetap diperlukan supaya
rekomendasi yang diberikan juga meyakinkan.
c. Laporan
analitis yaitu laporan yang memuat sumbangan pikiran si pembuat laporan, bisa
berupa pendapat atau saran, setelah melalui analitis yang matang dan mendalam.
Kebanyakan laporan akademis berada pada kategori ini.
d. Laporan
pertanggungjawaban dalam hal ini, si pembuat laporan memberi gambaran tentang
pekerjaan yang sedang dilaksanakan (Progress report) atau sudah dilaksanakan
(bersifat evaluatif).
e. Laporan kelayakan (feasibility report) Pelapor
menganalisis suatu situasi atau masalah secara mendalam untuk menuju penilaian
yang bersifat pilihan: layak atau tidak. Berbagai alternative dinanalisis,
kemudian ditentukan mana yang lebih baik.
2.
Bentuk Laporan
a. Laporan
berbentuk memo
Biasanya laporan pendek yang memuat hal –
hal pokok saja, dan beredar di kalangan intern organisasi.
b. Laporan
berbentuk surat
Isinya lebih panjang daripada laporan yang
berbentuk memo, sekitar tiga lembar folio. Bisa ditujukan ke luar organisasi.
c. Laporan
berbentuk naskah
Laporan ini bisa panjang atau pendek. Bila
panjang dibuat dalam format buku, dan dalam penyampaiannya mutlak diperlukan
surat atau memo pengantar.
d. Laporan
berbentuk Campuran
Laporan ini tidak lain gabungan antara
bentuk naskah dengan memo atau surat. Dibuat begini karena isinya cukup
kompleks sehingga harus dipadukan dengan bentuk naskah agar pengkodean bagian –
baiannya lebih mudah dilakukan.
e. Laporan berbentuk formulir
f. Laporan berbentuk buku
3. Waktu Penyampaian
a. Laporan
Insidental
Laporan ini tidak disampaikan secara
rutin, hanya sekali- sekali saja dalam rangka suatu kegiatan yang tidak
terjadwal tetap.
b. Laporan
Periodik
Ditulis dalam suatu periode tertentu dan
dinamai sesuai periodenya pula. Contoh: Laporan harian, Mingguan, Bulanan dan
seterusnya.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Evaluasi
Pendidikan Ilmu Sosial merupakan alat yang sangat penting untuk megetahui
kemampuan dan keefektifan penyampaian materi oleh guru bidang studi. Prestasi
siswa dapat diketahui ketika diadakan evaluasi tersebut.
Tentu
dalam pelaksanaan evaluasi tersebut tidak dapat berjalan dengan baik dan benar
tanpa menggunakan metode evaluasi yang baik. Metode evaluasi ada karena untuk
digunakan bagaimana cara untuk mengevaluasi peserta didik dan cara untuk
mengetahui apakah meteri penyampaiannya tepat sasaran atau tidak. Evaluasi
mempunyai beberapa fungsi :
1) Untuk
mengungkapkan penguasaan siswa terhadap materi yang telah diperolehnya pada PBM
IPS.
2) Untuk
menemukan kelemahan-kelemahan materi, metode, media pengajaran, dan tujuan yang
telah dilaksanakan
3) Untuk
mengungkap terpenuhi tidaknya tugas guru dalam PBM IPS yang telah dilakukan.
4) Untuk
mengungkapkan tingkat perkembangan siswa secara individual.
Tujuan-tujuan
yang harus terpenuhi dalam rangka evaluasi hasil Proses Belajar Mengajar IPS,
sebagai berikut :
1) Untuk
membuat laporan prestasi siswa berkenaan dengan PBM yang harus diketahui oleh
para orang tua masing-masing.
2) Untuk mendapatkan umpan balik hasil evaluasi
PBM IPS terhadap keberhasilan atau ketidakberhasilan kerja guru dalam
melaksanakan PBM.
3) Untuk
menentukan faktor-fakor pendorong dan penghambat keberhasilan hasil PBM, baik
oleh guru maupun oleh siswa.
4) Untuk
dapat menyusun program bimbingan individual kepada para siswa dalam rangka
mepelajarai IPS
5) Untuk
meningkatkan rangsangan kegiatan belajar kepada siswa.
Supaya
evaluasi pengajaran IPS ini dapat menemukan fungsi dan tujuannya, evaluasi itu
harus memenuhi prinsip-prinsip tertentu.
a) Komprehensif
atau Keseluruhan
b) Kesinambungan
atau kontinuitas
c) Obyektivitas
d) Komperatif
e) Berdasarkan
kriteria yang valid
f) Fungsional
g) Diagnostik
Bentuk Laporan
a. Laporan
berbentuk memo
Biasanya laporan pendek yang memuat hal –
hal pokok saja, dan beredar di kalangan intern organisasi.
b. Laporan
berbentuk surat
Isinya lebih panjang daripada laporan yang
berbentuk memo, sekitar tiga lembar folio. Bisa ditujukan ke luar organisasi.
c. Laporan
berbentuk naskah
Laporan ini bisa panjang atau pendek. Bila
panjang dibuat dalam format buku, dan dalam penyampaiannya mutlak diperlukan
surat atau memo pengantar.
d. Laporan
berbentuk Campuran
Laporan ini tidak lain gabungan antara
bentuk naskah dengan memo atau surat. Dibuat begini karena isinya cukup
kompleks sehingga harus dipadukan dengan bentuk naskah agar pengkodean bagian –
baiannya lebih mudah dilakukan.
e. Laporan berbentuk formulir
f. Laporan berbentuk buku
Waktu
Penyampaian
e. Laporan
Insidental
Laporan ini tidak disampaikan secara
rutin, hanya sekali- sekali saja dalam rangka suatu kegiatan yang tidak
terjadwal tetap.
c. Laporan
Periodik
Ditulis dalam suatu periode tertentu dan
dinamai sesuai periodenya pula. Contoh: Laporan harian, Mingguan, Bulanan dan
seterusnya.
B. SARAN
Evaluasi
pendidikan ilmu sosial harus dilakukan oleh guru untuk mengetahui seberapa
pemahaman peserta didik tentang materi yang disampaikan kaitannya dengan
Pendidikan Ilmu Sosial.
Dalam
evaluasi sebaiknya menggunakan metode-metode yang ada, sesuai dengan fungsi dan
tujuan evaluasi pendidikan ilmu sosial yang berlaku. Melakukan evaluasi
pendidikan ilmu sosial menggunakan alat yang tidak hanya berupa tes saja,
seperti yang diungkapkan dalam makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Daryanto,
(2008). Evaluasi Pendidikan. Jakarta:
PT RINEKA CIPTA
digg.com/news/story/Inteligensi_Definisi_Teoritis_dan_Karakteristik
Farida
Yusuf Tayitnapis, (2008) Evaluasi Program
dan Instrumen Evaluasi Untuk Program Pendidikan dan Penelitian. Jakarta :
Rineka
http://www.umpwr.ac.idwebdownloadpublikasiilmiahModel_Evaluasi_Program_Pembelajaran_IPS_di_SMP.pdf
Sumaatmadja,
(2007). Metode Pengajaran IPS.
Bandung. Alumni
Sudijono , Anas. Pengantar
Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo Persada. 2009.
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !