Headlines News :

PROFIL

Ujang Murana Wiajya, 23 Juli 1990
Home » » MAKLAAH EVALUASI PENDIDIAKAN

MAKLAAH EVALUASI PENDIDIAKAN

Written By Unknown on Thursday, March 26, 2015 | 3:58 AM



BAB I
PENDAHULUAN

A.            Latar Belakang
            Salah satu upaya dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar sebagai bagian dari peningkatan kualitas pendidikan dapat dilakukan melalui sistim penilaian atau evaluasi. Evaluasi yang merupakan suatu kegiatan untuk melihat sejauh mana tujuan yang direncanakan telah dikuasai atau telah dicapai oleh objek evaluasi setelah melalui sutu proses atau pengalaman. Penilaian atau evaluasi dilakukan oleh semua orang baik di lingkungan keluarga, masyarakat maupun di lingkungan sekolah pada khususnya.
            Dapat dipastikan bahwa setiap guru yang mengajar melaksanakan kegiatan penilaian atau dengan kata lain tidak seorang pun guru yang tidak melaksanakan kegiatan penilaian terhadap hasil belajar peserta didiknya. Hal itu dikarenakan menilai hasil belajar siswa merupakan bagian integral dari aktivitas pengajaran. Penilaian mungkin dilakukan oleh guru sebelum memulai aktivitas mengajar (prates) untuk melihat atau mengetahui kemampuan awal siswa sehingga guru bisa menyesuaikan metode atau strategi yang tepat dalam kegiatan belajar mengajar, maupun dilakukan pada saat proses belajar mengajar dan akhir kegiatan tersebut.
            Dalam penilaian proses dan dan evaluasi hasil belajar siswadalm PIPS di sekolah berkaitan dengan beberapa aspek, yaitu pemilihan alat penilaian, penyususnan butir soal, pengolahan dan interpretasi data hasil penilaian, analisis butir soal, serta pemanfaatan data hasil penilaian. Mengajar sebaiknya dimulai dari hasil penilaian sebelumnya, artinya guru harus memanfaatkan hasil penilaian untuk melanjutkan pembelajaran berikutnya. Hal ini bertujuan untuk memperbaiki kekurangan demi kemajuan hasil belajar siswa. Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dibahas pelaporan dan pemanfaatan hasil penilaian.

B.           Identifikasi Masalah
            Berdasarakan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat kita identifikasi beberapa masalah sebagai berikut:
1.    Bentuk Pelaporan dalam evaluasi;
2.    Tujuan pelaporan, manfaat laporan
3.    Waktu pelaporan
4.    Bentuk laporan berdasarkan audiences dan
5.    Manfaat, pemanfaatan laporan oleh audiences

C.           Rumusan Masalah
            Dalam makalah ini yang menjadi rumusan masalah adalah sebagai berikut:
a)            Bagaimana bentuk pelaporan dan evaluasi dalam PIPS?
b)            Apa tujuan dan manfaat dilakukannya pelaporan dan evaluasi PIPS?

D.           Manfaat
            Adapun manfaat dalam penulisan makalah ini adalah untuk menambah wawasan pembaca mengenai penilaian khususnya “Pelaporan dan pemanfaatan hasil evaluasi”.
E.           Tujuan
            Tujuan penulisan makalah ini selain untuk pemenuhan syarat mengikuti mata Kuliah Evaluasi Pendidikan IPS, juga untuk bahan pembelajaran yang dapat menambah pengetahuan pembaca sesuai dengan manfaatnya.
BAB II
PEMBAHASAN

A.          PENGERTIAN EVALUASI PENGAJARAN IPS
Evaluasi pembelajaran merupakan penilaian kegiatan dan kemajuan belajar mahasiswa yang dilakukan secara berkala berbentuk ujian, praktikum, tugas, dan atau pengamatan oleh dosen. Bentuk ujian meliputi ujian tengah semester, ujian akhir semester, dan ujian tugas akhir. Evaluasi pendidikan adalah kegiatan pengendalian, penjaminan, dan penetapan mutu pendidikan terhadap berbagai komponen pendidikan pada setiap jalur, jenjang, dan jenis pendidikan sebagai bentuk pertanggungjawaban penyelenggaraan pendidikan.
Pengertian evaluasi menurut beberapa ahli, yaitu :
1.     Menurut Gronlund (1981), evaluasi adalah suatu proses yang sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan, sampai sejauh mana tujuan program telah tercapai
2.     Edwin Wand dan Gerald W. Brown (1957: 1) menyatakan bahwa evaluasi berkenaan dengan kegiatan atau proses untuk menentukan nilai dari sesuatu.
3.     Witherington (1952) menyatakan bahwa evaluasi adalah pernyataan bahwa sesuatu itu mempunyai nilai atau tidak
4.     Mechrens dan Lechman (1984: 5) evaluasi menyatakan bahwa evaluasi diartikan sebagai sebagai penentu kesesuaian antara tampilan dengan tujuan-tujuan.
Kata evaluasi berasal dari Bahasa Inggris evaluation yang berarti penilaian atau penaksiran, sedangkan menurut pengertian istilah evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan sesuatu objek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan. Evaluasi mengandung pengertian: suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu. Untuk dapat mencapai hasil pengajaran IPS dengan baik, sebelum kita melaksanakan PBM, kita menyusun Tujuan Intruksional IPS yang meliputi Tujuan Intruksional Umum (TIU) dan Tujuan Intruksional Khusus (TIK). Berdasarkan Tujuan Intruksional tersebut, kita melakukan PBM berdasarkan pokok bahasan yang telah ditentukan dengan menerapkan teknik dan strategi tertentu, menerapkan berbagai metode interaksi edukatif, dan menggunakan berbagai media pengajaran.
Setelah itu kita ingin mengetahui apakah tujuan intruksional yang dirumuskan itu tercapai atau tidak. Untuk itu kita harus melakukan evaluasi terhadap kecakapan anak didik yang telah melaksanakn PBM. Pada pengajaran IPS, evaluasi ini memiliki fungsi dan tujuan yang sangat penting.

B.          FUNSI EVALUASI PENGAJARAN IPS
Evaluasi memiliki beberapa fungsi, yaitu :
1.    Untuk mengetahui perkembangan dan kemajuan prestasi belajar
2.    Evaluasi tidak hanya memberikan gambaran tentang kemampuan yang dimiliki peserta didik, tetapi dapat pula untuk memberikan informasi lain, misalnya : tentang sikap, minat, bakat, dan kepribadian peserta didik.
3.    Sebagai alat seleksi
Digunakan sebagai alat seleksi misalnya untuk penerimaan peserta didik baru, untuk memilih siswa yang dapat naik kelas berikutnya, untuk memilih siswa yang seharusnya mendapat beasiswa, untuk memilih siswa yang sudah berhak meninggalkan sekolah, dan sebagainya.
4.    Sebagai alat pengukur keberhasilan
Fungsi evaluasi sebagai alat pengukur keberhasilan adalah untuk mengukur seberapa jauh tujuan pembelajaran dapat dicapai setelah kegiatan belajar dilaksanakan.
5.    Sebagai alat penempatan
Untuk dapat mengetahui dengan baik termasuk kelompok mana seorang peserta didik harus ditempatkan
6.    Sebagai alat diagnosik
Misalnya dengan melakukan evaluasi guru dapat mendiagnosis kesulitan peserta didik. Ia dapat mengetahui letak kelemahan dan kebaikan peserta didik dalam pengusaan setiap konsep yang telah diajarkan.
Menurut Ralph Tyler (1950)  fungsi evaluasi pendidikan secara didaktif memiliki 5 macam fungsi, yaitu:
a.        Memberikan landasan untuk menilai hasil usaha (prestasi) yang telah dicapai oleh peserta didiknya. Evaluasi dikatakan berfungsi memeriksa (=mendiagnose), yaitu memeriksa pada bagian-bagian manakah para peserta didik pada umunya mengalami kesulitan dalam mengikuti pembelajaran.
b.        Memberikan informasi yang sangat berguna, guna mengetahui posisi masing-masing peserta didik di tengah-tengah kelompoknya.
c.        Memberikan bahan yang penting untuk memilih dan kemudian menetapkan status peserta didik.
d.        Memberikan pedoman untuk mencari dan menemukan  jalan keluar bagi peserta didik yang memang memerlukannya.
e.        Memberikan petunjuk tentang sejauh manakah program pengajaran yang telah ditentukan telah dapat dicapai.
Memberikan petunjuk tentang sudah sejauh manakah program pengajaran yang telah ditentukan telah dapat dicapai. Disini evaluasi dikatakan memiliki fungsi instruksional, yaitu melakukan perbandingan antara Tujuan Instruksional Khusus (TIK) yang telah ditentukan untuk masing-masing mata pelajaran dengan hasil-hasil belajar yang telah dicapai oleh peserta didik bagi masing-masing mata pelajaran tersebut, dalam jangka waktu yang telah ditentukan.

Adapun secara administratif, evaluasi pendidikan  memiliki 3 macam fungsi, yaitu:
1)     Memberikan laporan
Memberikan laporan mengenai perkembangan dan kemajuan peserta didik dalam suatu proses pembelajaran.
2)     Memberikan bahan-bahan keterangan (data)
Setiap pendidikan harus di dasarkan pada data yang lengkap dan akurat. Dala hal ini, nilai-nilai hasil belajar peserta dapat diperoleh dari kegiatan evaluasi dan untuk menentukan apakah peserta didik dinyatakan sukses dalam proses belajar atau tidak.
3)     Memberikan gambaran
Memberikan gambaran mengenai hasil-hasil yang telah dicapai dalam proses pembelajaran tercermin antara lain dari hasil-hasil belajar peserta didik setelah dilakukan evaluasi hasil belaja.
Pada sumber lain disebutkan bahwa evaluasi pengajran IPS berfungsi sebagai:
a)        Untuk mengungkapkan penguasaan siswa terhadap materi yang telah diperolehnya pada PBM IPS, termasuk kemampuan dan ketidakmampuan serta kekuatan dan kelemahannya dalam menguasai materi IPS yang bersangkutan.
b)         Untuk menemukan kelemahan-kelemahan materi, metode, media pengajaran, dan tujuan yang telah dilaksanakan. Selanjutnya, data ini digunakan sebagai dasar untuk memperbaiki dan menyempurnakan tugas berikutnya.
c)         Untuk mengungkap terpenuhi tidaknya tugas guru dalam PBM IPS yang telah dilakukan. Jika terdapat kelemahan-kelemahan atau ada tugas yang tidak terpenuhi, maka pada tugas PBM berikutnya harus diperbaiki dan disempurnakan.

d)        Untuk mengungkapkan tingkat perkembangan siswa secara individual, yang selanjutnya digunakan untuk membimbing pertumbuhan potensinya lebih lanjut.

C.             TUJUAN EVALUASI PENGAJARAN IPS
Dalam konteks pelaksanaan pendidikan evaluasi memilki beberapa tujuan.
1.     Untuk mengetahui kemajuan belajar siswa setelah mengikuti kegiatan pembbelajaran dalam jangka tertentu.
2.     Untuk mengetahui efektivitas metode pembelajaran.
3.     Untuk memperoleh masukan atau umpan balik bagi guru dan siswa dalam rangka perbaikan.
Tujuan-tujuan yang harus terpenuhi dalam rangka evaluasi hasil Proses Belajar Mengajar IPS, sebagai berikut :
a.    Untuk membuat laporan prestasi siswa berkenaan dengan PBM yang harus diketahui oleh para orang tua masing-masing.
b.    Untuk mendapatkan umpan balik hasil evaluasi PBM IPS terhadap keberhasilan atau ketidakberhasilan kerja guru dalam melaksanakan PBM.
c.     Untuk menentukan faktor-fakor pendorong dan penghambat keberhasilan hasil PBM, baik oleh guru maupun oleh siswa.
d.    Untuk dapat menyusun program bimbingan individual kepada para siswa dalam rangka mepelajarai IPS
e.    Untuk meningkatkan rangsangan kegiatan belajar kepada siswa.
Supaya evaluasi pengajaran IPS ini dapat menemukan fungsi dan tujuannya, evaluasi itu harus memenuhi prinsip-prinsip tertentu.


D.   Karakteristik Evaluasi Pembelajaran IPS
Karekteristik dari pendidikan IPS adalah upaya untuk mengembangkan kompetensi sebagai warga negara yang baik. Hal ini dapat dibangun apabila dalam diri setiap orang terbentuk perasaan yang menghargai terhadap segala perbedaan, baik berupa pendapat, etnik agama, kelompok, budaya dan sebagainya. Oleh karena itu pendidikan IPS memiliki tanggung jawab untuk dapat melatih siswa dalam membangun sikap yang demikian.
Dalam pembelajaran IPS evaluasi emiliki pengertian penilaian progam, proses dan hasil pembelajaran IPS. Evaluasi pembelajaran IPS yang berkesinambungan, sebaiknya dilakukan terus menerus sesuai dengan keterlaksanaan pembelajarannya. Evaluasi seperti ini merupakan baro meter atau pengecekan apakah proses yang berlangsung itu dapat diikuti dan dipahami oleh peserta didik, serta seberapa besar penguasaan atau pemahaman peserta didik. Evaluasi pembelajaran IPS pada setiap jenjang meniliki karakteristik tersendiri yang disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa.
Organisasi materi pendidikan IPS pada tingkat sekolah dasar menggunakan pendekatan secara terpadu/ fusi. Hal ini disesuaikan dengan karakteristik tingkat perkembangan usia siswa SD yang masih pada taraf berpikir abstrak. Materi pendidikan IPS di Sekolah Dasar disajikan secara tematik dengan mengambil tema-tema sosial yang terjadi di sekitar siswa. Demikian juga halnya tema-tema sosial yang dikaji berangkat dari fenomena fenomena serta aktivitas sosial yang terjadi di sekitar siswa. Dengan demikian seorang guru yang akan melaksanakan proses pembelajaran IPS harus dibekali dengan sejumlah pemahaman tentang karakteristik pendidikan IPS yang meliputi pengertian dan tujuan pendidikan IPS, landasan filosofis pengembangan kurikulum pendidikan IPS serta disiplin-disiplin ilmu sosial yang dikembangkan dalam pendidikan IPS.

E.   Evaluasi Dengan Penilaian Tes
Tes dapat didefinisikan sebagai sejumlah tugas yang harus dikerjakan oleh seseorang yang akan diuji. Hasil tugas ini biasanya dilukiskan dalam bentuk angka-angka yang dalam istilah teknisnya dinamakan scores, aspek kepribadian tersebut bisa berupa prestasi akademik, bakat, sikap, minat penyesuaian sosial dan lain-lain.
Tujuan dari evaluasi melalui penilaian tes adalah untuk mengetahui apakah seseorang siswa telah menguasai atau belum menguasai bahan pelajaran yang bersangkutan. Dengan evaluai tes ini juga dapat melihat perbedaan kemampuan, bakat, sikap, minat atau aspek-aspek kepribadaian lainnya.
Agar tes dapat menunaikan fungsinya sebagai alat pengukur yang baik, maka guru harus memperhatikan hal berikut dalam menyusun soal :
1.    Validitas
Syarat ini menuntut keabsahan tes, dalam arti soal-soal yang diberikan benar-benar sesuai untuk mengukur dan mengungkapkan kemampuan yang menjadi tujuan instruksional.
2.    Reliabilitas
Tes memberikan hasil yang konsisten dan mantap, hasilnya tidak menunjukkan perubahan atau penyimpangan seandainya diterapkan untuk mengukur kemampuan seseorang.
3.    Objektivitas
Soal-soal tes seharusnya memberikan hasil sebagaimana adanya, tidak dipengaruhi oleh pemberi tes (guru) yang melakukan penukuran atau faktor pengganggu lainnya.
4.    Efisiensi
Tes dapat dilaksanakan secarah mudah, tidak memerlukan banyak waktu, tenaga, dan biaya, tetapi bisa memenuhi tujuan sebaik-baiknya.

F.     Evaluasi Dengan Penilaian Non Tes
Salah satu ciri pembaharuan pengajaran ilmu pengetahuan sosial bersangkutan dengan lingkup tujuan yang hendak dicapainya, yang tidak terbatas pada aspek kognitif, tetapi mencangkup aspek ketrampilan (intelectual skill and social skill) dan juga mencangkup aspek afektif, Kumano (2001).
Sebagai konsekuensinya tujuan program pengajaran IPS harus mencangkup ketiga aspek tujuan tersebut dan guru IPS harus mampu melaksanakan ketiga penilaian yaitu :
1.    Penilaian Ketrampilan
Untuk mengetahi ketrampilan seseorang mengetahui sesuatu diperlukan tes perbuatan (performance tes). Dalam melaksanakan tes ini perlu diperhatikan dan dibedakan antara hasil perbuatan dan proses pelaksanaan perbuatan itu sendiri.
2.    Penilaian dengan Membuat Karangan (Laporan)
Dari hasil karangan siswa dapat diketahui seberapa jauh kemampuan menerakan kemampuan siswa tersebut karena untuk membuat karangan diperlukan pengetahuan dan pemahaman terhadap materi karangan.
Dalam mengevaluasi karangan terdapat beberpa kriteria yang dapat digunakan sebagai patokan, seperti : materi dan sitematika karangan, data penunjang dan cara pengambilan keputusan.
3.    Penilaian dari Segi Afektif
Aspek ini bersangkutan dengan perasaan dan sikap sesorang terhadap suatu stimulus. Aspek tujuan afektif mempunyai kedudukan penting dalam pengajaran IPS. Karena sering kali cara dan alasan seseorang melakukan suatu perbuatan lebih perlu diperhatikan dari pada jenis perbuatan itu sendiri.
4.    Skala Pilihan
Skala Pilihan (rating scales) menyediakan daftar sebanyak 3-5 pilihan. Skala Pilihan dapat digunakan untuk: observasi,wawancara, angket, juaga mengukur sikap, kebiasaan ataupun nikmat. Skala pilihan dapat digunakan untuk : observasi, wawancara, angket, sikap, kebiasan, atau minat.
5.    Studi Kasus
Studi Kasus diperlukan untuk mempelajari peserta didik yag bertingkah laku ekstrim. Disekolah menengah, studi kasus dilakukan terhadap siswa yang bertingkahlaku ekstrim, mengganggu dan perlu bantuan khusus.
6.    Portofolio
Pendekatan portofolio adalah suatu penilaian yang bertujuan mengukur sejauh mana kemampuan siswa dalam mengkontruksi merefleksi suatu pekerjaan/ tugas dengan mengumpulkan bahan yang relevan dengan tujuan dan keinginan yang diktroksuksi oleh siswa dan selanjutnya dapat dinilai oleh guru. Dengan kata lain penilaian portofolio merupakan suatu pendekatan dalam penilian kinerja siswa.
Sistem penilaian ini bermanfaat bagi guru untuk mengevaluasi kebutuhan, minat, kemampuan akademik dan karekteristik siswa secara individiual. Penililaian Ranah Ranah/dimensi keterampilan (skill) dan nilai-nilai (values) secara eksplisit tidak tertuang dalam SK-KD. Mengajarkan keterampilan (skill) dan nilai-nilai (values) dilakukan dengan cara mengintegrasikannya dalam proses pembelajaran. Caranya adalah dengan menerapkan model-model pembelajaran “inovatif” yang memungkinkan siswa mengembangkan keterampilan (skill) dan nilai-nilai (values) yang akan diintegrasikan. Pembelajaran yang demikian menurut Joyce dan Weil (1996) mempunyai dua efek, yaitu efek pembelajaran (instructional effect) dan efek pengiring (nurturant effect). Efek pembelajaran mungkin dapat dilihat hasilnya dalam jangka waktu singkat. Sebaliknya efek pengiring membutuhkan waktu yang cukup lama. Teknik penilaian yang lebih cocok adalah non tes.
Acuan untuk menyusun prosedur pengintegrasian dan penilaian ranah keterampilan dan nilai-nilai sebagai berikut:
a.    Menentukan aspek keterampilan atau nilai-nilai yang akan diintegrasikan;
b.    Merancang metode pembelajaran dengan mengintegrasikan keterampilan atau nilai-nilai tersebut;
c.    Merumuskan indikator pencapaian aspek keterampilan atau nilai-nilai yang diintegrasikan;
d.    Menetapkan tingkat pencapaian setiap indikator.
e.    Menetapkan skor tiap-tiap tingkatan;
f.     Menyusun rubrik.

G.   . Evaluasi Dengan Penilaian Otentik
Penilaian Otentik (Authentic Assessment) adalah proses pengumpulan informasi oleh guru tentang perkembangan dan pencapaian pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik melalui berbagai teknik yang mampu mengungkapkan, membuktikan atau menunjukkan secara tepat bahwa tujuan pembelajaran telah benar-benar dikuasai dan dicapai.
Penilaian Otentik ini merupakan implikasi pemberlakuan kurikulum berbasis kompetensi terhadap penilaian hasil pembelajaran di sekolah. Selohah, dalam hal ini guru dan kepala sekolah menjadi pengambil keputusan dalam perencanaan dan pelaksanaan kurikulumdan proses pembelajaran. Sekolah menyusun silabus yang menjamin terlaksananya proses pembelajaran yang terarah. selain itu sekolah melakukan continous-authentic assessment yang menjamin ketuntasan belajar dan pencapaian kompetensi oleh siswa.

Prinsip dari penilaian otentik adalah sebagai berikut:
a.       Keeping Track
Prinsip Keeping Track menekankan pada penelusuran dan pelacakan kemajuan siswa sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah ditetapkan.
b.       Checking Up
Prinsip Checking Up yaitu tahap dalam pengecekan ketercapaian kemampuan peserta didik dalam proses pembelajaran.
c.       Finding Out
Prinsip Finding Out yaitu penilaia harus mampu mencari dan menemukan dan mendeteksi kesalahan-kesalahan yang menyebabkan terjadinya kelemahan dala proses pembelajaran.
d.       Sumning Up
Prinsip Sumning Up yaitu penilaian harus mampu menyimpulkan apakah peserta didik telah mencapai kompetensi yang ditetapkan atau belum.
Tujuan penilaian otentik adalah sebagai berikut :
1)      Menilai kemampuan individual melalui tugas tertentu.
2)       Membantu dan mendirong guru untuk mengajar yang lebih baik
3)      Meningkatakan kualitas pendidikan.
4)      Menentukan strategi pembelajaran.
Beberapa karakteristik penilaian otentik adalah sebagai berikut :
a)      Penilaian merupakan dari proses pembelajaran, bukan terpisah dariproses pembelajaran.
b)      Penilaian mencerminkan hasil proses belajar pada kehidupan nyata, tidak berdasarkan pada kondisi yang ada disekolah.
c)      Menggunakan bermacam-macam instrumen, pengukuran dan metode yang sesuai dengan karakteristik dan esensi pengaman belajar.
Penilaian harus bersifat komperhensif dan holistik yang mencangkup semua aspek dari tujuan pembelajaran.

H.         PRINSIP EVALUASI PENGAJRAN IPS
1.     Komprehensif atau Keseluruhan
Prinsip komprehensip yang harus dipenuhi pada evaluasi hasil PBM IPS yaitu bahwa evaluasi ini harus meliputi keseluruhan aspek pribadi anak-didik yang meliputi pengetahuan atau penguasaan materi, kecakapannya, keterampilannya, kesadarannya, dan sikap mentalnya.
2.     Kesinambungan atau kontinuitas
Prinsip kesinambungan yang harus dipenuhi dalam melakukan evaluasi hasil PBM IPS yaitu bahwa evaluasi ini harus dilakukan secara berkesinambungan, karena  proses pendidikan itu juga berlangsung secara berkesinambungan.
3.     Obyektivitas
Pelaksanaan evaluasi hasil PBM IPS harus didasarkan atas prisip obyektivitas, artinya mengevaluasi apa adanya. Kecenderungan subyektivitas guru IPS terhadap siswa yang dievaluasi harus disingkirkan sama sekali. Faktor emosi terhadap siswa yang dievaluasi harus ditiadakan.
4.       Komperatif
Prinsip ini menyatakan bahwa dalam mengadakan evaluasi program supervisi pendidikan harus dilaksa¬nakan secara bekerjasama dengan semua orang yang terlibat dalam aktivitas supervisi pendidikan. Sebagai contoh dalam mengevaluasi keberhasilan guru dalam mengajar, harus bekerjasama antara pengawas, kepala sekolah, guru itu sendiri, dan bahkan, dengan pihak murid. Dengan melibatkan semua pihak dalam evaluasi program supervisi pendidikan ini diharapkan kita dapat mencapai keobyektifan dalam mengevaluasi.
5.       Berdasarkan kriteria yang valid
Selain perlu adanya data dan fakta, juga perIu adanya kriteria-kriteria tertentu. Kriteria yang digunakan dalam evaluasi harus konsisten dengan tujuan yang telah dirumuskan. Kriteria ini digunakan agar memiliki standar yang jelas apabila menilai suatu aktivitas supervisi pendi¬dikan. Kekonsistenan kriteria evaluasi dengan tujuan berarti kriteria yang dibuat¬ harus mempertimbangkan hakekat substansi supervisi pendidikan. Kriteria dalam evaluasi program supervisi pendidikan ada dua, yaitu pertama, kriteria objetive yang berkenaan dengan patokan tujuan yang ingin dicapai. Tujuan inilah yang dijadikan kriteria keberhasilan pelaksanaan program supervisi pendidikan. Kedua, kriteria metodis yang berkaitan dengan patokan teknik penganalisaan hasil evaluasi: misalnya dengan menggunakan prosentase, interval, kuantitatif, atau perhitungan matematis lainnya.
6       Fungsional
Hasil evaluasi program supervisi pendidikan tidak hanya dimaksudkan untuk membuat laporan kepada atasan yang kemudian di “peties” kan. Hasil evaluasi program supervisi pendidikan berarti fungsional apabila dapat digunakan untuk memperbaiki situasi yang ada pada saat itu. Dengan demikian evaluasi program supervisi pendidikan benar-benar memiliki nilai guna baik secara langsung maupun tidak langsung. Kegunaan langsungnya adalah dapatnya ¬hasil evaluasi digunakan untuk perbaikan apa yang dievaluasi, sedangkan kegunaan tidak langsungnya adalah hasil evaluasi itu dimanfaatkan untuk penelitian atau keperluan lainnya.

7.      Diagnostik
Evaluasi program supervisi pendidikan hendaknya mampu mengidentifikasi kekurangan-kekurangan atau kelemahan-kelemahan apa yang dievaluasi sehingga dapat memperbaikinya. Oleh sebab itu setiap hasil evaluasi program supervisi pendidikan harus didokumentasikan. Bahan-bahan dokumentasi hasil evaluasi inilah yang dapat dijadikan dasar penemuan kelemahan-kelemahan atau kekurangan-kekurangan yang kemudian harus diusahakan jalan pemecahannya.

I.        SASARAN EVALUASI PENGAJARAN IPS
Yang menjadi sasaran evaluasi pada pengajaran IPS yaitu siswa secara individual dan siswa sebagai anggota kelompok. Siswa sebagai anggota kelompok ini meliputi siswa sebagai bagian dari kelasnya, dan juga dapat kelompok yang lebih luas sebagai bagian dari angkatannya.

1.    Evaluasi terhadap siswa secara individual, harus memenuhi prinsip komprehensif, artinya segala aspek siswa tersebut yang meliputi pengetahuannya, kecakapannya, kesadaran, dan sikap-mentalnya harus dievaluasi.
2.    Evaluasi terhadap siswa dalam hubungan kelompoknya harus meliputi penguasaannya selaku anggota kelompok.
Itulah ketentuan yang dapat diikuti dalam melakukan evaluasi proses belajar mengajar IPS secara wajar dan terarah. (Ph. Dewanto, Drs., et.al,  Evaluasi. Penerbit CV. Saudara Salatiga, Salatiga, 1976, halaman 19—20.
a.    Objek evaluasi
Yang dimaksud dengan objek atau sasaran evaluasi pendidikan ialah segala sesuatu yang bertalian dengan kegiatan/proses pendidikan, yang dijadikan titik pusat perhatian/pengamatan. Karena pihak penilai/evaluator ingin memperoleh informasi tentang kegatan/proses pendidikan tersebut. Salah satu cara untuk mengetahui objek dari evaluasi pendidikan adalah dengan jalan menyorotinya dari tiga segi, yaitu : input, transformasi, dan output.

1)        Input
Dalam dunia pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran di sekolah, input tidak lain ialah calon siswa. Calon siswa sebagai pribadi yang utuh dapat ditinjau dari segi yang menghasilkan bermacam-macam bentuk tes yang digunakan sebagai alat untuk mengukur.
2)        Kemampuan
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur kemampuan itu disebut Attitutade tes.
3)        Kepribadian
Kepribadian ialah suatu yang terdapat pada diri manusia dan mennampakan bentuknya dalam tingkah laku.
4)        Sikap
Sikap itu merupakan tingkah laku manusia sebagai gejala atau gambaran kepribadian yang memancarkan keluar.
5)        Inteligensi
Kemampuan untuk bertindak terarah, berfikir rasional dan menghadapi lingkungan secara efektif (David Wechsler). Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa inteligensi adalah suatu kemampuan mental yang melibatkan proses berpikir secara rasional. Sebenarnya sikap ini merupakan bagian dari tingkah laku manusia sebagai gejala atau gambaran kepribadian yang memancar keluar. Namun karena sikap ini merupakan sesuatu yang paling menonjol dan sangat dibutuhkan dalam pergaulan maka informasi mengenai sikap seseorang penting sekali. Alat untuk mengetahui keadaan sikap seseorang dinamakan Attitude Test. Oleh karena tes ini berupa skala, maka disebut dengan Attitude Scale.



6)        Transformasi
Transformasi yang diibaratkan sebagai mesin pengolahan bahan mentah-bahan jadi akan memegang peran yang sanggat penting. Ia dapat menjadi faktor penentu yang dapat menyebabkan keberhasilan yang telah ditentukan
Unsur-unsur transformasi yang menjadi objek penilai demi diperolehnya hasil pendidikan yang diharapkan antara lain :
a)         Kurikulum atau materi pembelajaran
b)         Metode pengajaran dan cara penilaian
c)          Sarana pendidikan atau media pendidikan
d)         System administrasi
e)         Guru dan personal lainnya dalam proses pendidikan

b.      Subjek atau Sasaran Evaluasi
Subjek atau pelaku evaluasi adalah orang yang melakukan pekerjaan evaluasi. Siapa yang dapat disebut subjek evaluasi untuk setiap tes ditentukan oleh suatu aturan pembagian tugas atau ketentuan yang berlaku, karena tidak setiap orang dapat melakukannnya.
Dalam kegiatan evaluasi pendidikan di mana sasaran evaluasinya adalah sasaran belajar, maka subjek evaluasinya adalah guru atau dosen yang mengasuh mata pelajaran tertentu. Jika evaluasi yang dilakukan itu sasarannya adalah peserta didik, maka subjek evaluasinya adalah guru atau petugas yang sebelum melaksanakan evaluasi tentang sikap itu, terlebih dahulu telah memperoleh pendidikan atau latihan mengenai cara-cara menilai sikap seseorang. Adapun apabila sasaran yang dievaluasi adalah kepribadian peserta didik, di mana pengukuran tentang kepribadian itu dilakukan dengan menggunakan instrumen berupa tes yang sifatnya baku (Standardized Test), maka subjek evaluasinya tidak bisa lain kecuali seorang psikolog; yaitu seseorang yang memang telah dididik untuk menjadi tenaga ahli yang profesional dibidang psikologi. Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa disamping alat-alat evaluasi yang digunakan untuk mengukur kepribadian seseorang itu sifatnya rahasia, juga hasil-hasil pengukuran yang diperoleh dari tes kepribadian itu, hanya dapat diinterpretasi dan disimpulkan oleh para psikolog tersebut, tidak mungkin dapat dikerjakan oleh orang lain.
J.    Laporan Evaluasi
            Laporan evaluasi tidak ubahnya seperti laporan penelitian, ada yang menggunakan pendekatan kuantitatif, dan ada juga yang menggunakan pendekatan kualitatif. Laporan evaluasi yang menggunakan pendekatan kuantitatif umumnya tersusun dari lima atau enam bab, yaitu : pendahuluan, pembahasan kepustakaan, metodologi evaluasi, hasil evaluasi dan pembahasan, serta kesimpulan dan rekomendasi. Sedangkan laporan evaluasi yang menggunakan pendekatan kualitatif umumnya tersusun dari beberapa bab dan sub bab yang dapat diidentifikasi menjadi tiga bagian pokok, yaitu : pendahuluan, inti pembahasan dan kesimpulan.
Secara garis besar laporan hasil evaluasi diharapkan diususun secara ringkas, padat, jelas dan paling tidak memuat hal-hal berikut : ringkasan eksekutif, pendahuluan, kajian pustaka, komponen dalam metodologi evaluasi, hasil evaluasi, kesimpulan dan rekomendasi yang terakhir adalah daftar pustaka.
K.    Tujuan Pembuatan Laporan
Laporan evaluasi bertujuan untuk mengetahui pencapaian tujuan program yang telah dilaksanakan. Selanjutnya, hasil evaluasi program digunakan sebagai dasar untuk melaksanakan kegiatan tindak lanjut atau untuk melakukan pengambilan keputusan berikutnya. Penulisan laporan evaluasi memiliki beberapa tujuan yaitu untuk memberikan keterangan, memulai suatu tindakan, mengoordinasi proyek, menyarankan suatu langkah atau tindakan, dan merekam kegiatan, Sudijono (2009:64).

Menurut Sudijono (2009:65-68). Laporan dapat digolongkan menurut :
1. Maksud pelaporan
a.    Laporan informatifadalah laporan yang dimaksudkan untuk memberi informasi dan bukan dimaksudkan untuk memberi analisis atau rekomendasi. Titik pentingnya adalah pemberian informasi yang akurat dan terinci.
b.    Laporan rekomendasi laporan yang di samping memberikan informasi juga menyertakan pendapat si pembuat laporan, dengan maksud memberikan rekomendasi (usul yang tidak mengikat). Meski demikian akurasi dan rincian informasi tetap diperlukan supaya rekomendasi yang diberikan juga meyakinkan.
c.    Laporan analitis yaitu laporan yang memuat sumbangan pikiran si pembuat laporan, bisa berupa pendapat atau saran, setelah melalui analitis yang matang dan mendalam. Kebanyakan laporan akademis berada pada kategori ini.
d.    Laporan pertanggungjawaban dalam hal ini, si pembuat laporan memberi gambaran tentang pekerjaan yang sedang dilaksanakan (Progress report) atau sudah dilaksanakan (bersifat evaluatif).
e.     Laporan kelayakan (feasibility report) Pelapor menganalisis suatu situasi atau masalah secara mendalam untuk menuju penilaian yang bersifat pilihan: layak atau tidak. Berbagai alternative dinanalisis, kemudian ditentukan mana yang lebih baik.
2. Bentuk Laporan
a.    Laporan berbentuk memo
Biasanya laporan pendek yang memuat hal – hal pokok saja, dan beredar di kalangan intern organisasi.
b.    Laporan berbentuk surat
Isinya lebih panjang daripada laporan yang berbentuk memo, sekitar tiga lembar folio. Bisa ditujukan ke luar organisasi.
c.    Laporan berbentuk naskah
Laporan ini bisa panjang atau pendek. Bila panjang dibuat dalam format buku, dan dalam penyampaiannya mutlak diperlukan surat atau memo pengantar.
d.    Laporan berbentuk Campuran
Laporan ini tidak lain gabungan antara bentuk naskah dengan memo atau surat. Dibuat begini karena isinya cukup kompleks sehingga harus dipadukan dengan bentuk naskah agar pengkodean bagian – baiannya lebih mudah dilakukan.
e.    Laporan berbentuk formulir
f.     Laporan berbentuk buku
3.    Waktu Penyampaian
a.    Laporan Insidental
Laporan ini tidak disampaikan secara rutin, hanya sekali- sekali saja dalam rangka suatu kegiatan yang tidak terjadwal tetap.
b.    Laporan Periodik
Ditulis dalam suatu periode tertentu dan dinamai sesuai periodenya pula. Contoh: Laporan harian, Mingguan, Bulanan dan seterusnya.










BAB III
PENUTUP


A.     KESIMPULAN
Evaluasi Pendidikan Ilmu Sosial merupakan alat yang sangat penting untuk megetahui kemampuan dan keefektifan penyampaian materi oleh guru bidang studi. Prestasi siswa dapat diketahui ketika diadakan evaluasi tersebut.
Tentu dalam pelaksanaan evaluasi tersebut tidak dapat berjalan dengan baik dan benar tanpa menggunakan metode evaluasi yang baik. Metode evaluasi ada karena untuk digunakan bagaimana cara untuk mengevaluasi peserta didik dan cara untuk mengetahui apakah meteri penyampaiannya tepat sasaran atau tidak. Evaluasi mempunyai beberapa fungsi :
1)    Untuk mengungkapkan penguasaan siswa terhadap materi yang telah diperolehnya pada PBM IPS.
2)    Untuk menemukan kelemahan-kelemahan materi, metode, media pengajaran, dan tujuan yang telah dilaksanakan
3)    Untuk mengungkap terpenuhi tidaknya tugas guru dalam PBM IPS yang telah dilakukan.
4)    Untuk mengungkapkan tingkat perkembangan siswa secara individual.
Tujuan-tujuan yang harus terpenuhi dalam rangka evaluasi hasil Proses Belajar Mengajar IPS, sebagai berikut :
1)    Untuk membuat laporan prestasi siswa berkenaan dengan PBM yang harus diketahui oleh para orang tua masing-masing.
2)     Untuk mendapatkan umpan balik hasil evaluasi PBM IPS terhadap keberhasilan atau ketidakberhasilan kerja guru dalam melaksanakan PBM.
3)    Untuk menentukan faktor-fakor pendorong dan penghambat keberhasilan hasil PBM, baik oleh guru maupun oleh siswa.
4)    Untuk dapat menyusun program bimbingan individual kepada para siswa dalam rangka mepelajarai IPS
5)    Untuk meningkatkan rangsangan kegiatan belajar kepada siswa.
Supaya evaluasi pengajaran IPS ini dapat menemukan fungsi dan tujuannya, evaluasi itu harus memenuhi prinsip-prinsip tertentu.
a)    Komprehensif atau Keseluruhan
b)    Kesinambungan atau kontinuitas
c)    Obyektivitas
d)    Komperatif
e)    Berdasarkan kriteria yang valid
f)     Fungsional
g)    Diagnostik
Bentuk Laporan
a.    Laporan berbentuk memo
Biasanya laporan pendek yang memuat hal – hal pokok saja, dan beredar di kalangan intern organisasi.
b.    Laporan berbentuk surat
Isinya lebih panjang daripada laporan yang berbentuk memo, sekitar tiga lembar folio. Bisa ditujukan ke luar organisasi.
c.    Laporan berbentuk naskah
Laporan ini bisa panjang atau pendek. Bila panjang dibuat dalam format buku, dan dalam penyampaiannya mutlak diperlukan surat atau memo pengantar.
d.    Laporan berbentuk Campuran
Laporan ini tidak lain gabungan antara bentuk naskah dengan memo atau surat. Dibuat begini karena isinya cukup kompleks sehingga harus dipadukan dengan bentuk naskah agar pengkodean bagian – baiannya lebih mudah dilakukan.
e.    Laporan berbentuk formulir
f.     Laporan berbentuk buku
Waktu Penyampaian
e.    Laporan Insidental
Laporan ini tidak disampaikan secara rutin, hanya sekali- sekali saja dalam rangka suatu kegiatan yang tidak terjadwal tetap.
c.    Laporan Periodik
Ditulis dalam suatu periode tertentu dan dinamai sesuai periodenya pula. Contoh: Laporan harian, Mingguan, Bulanan dan seterusnya.

B.      SARAN
Evaluasi pendidikan ilmu sosial harus dilakukan oleh guru untuk mengetahui seberapa pemahaman peserta didik tentang materi yang disampaikan kaitannya dengan Pendidikan Ilmu Sosial.
Dalam evaluasi sebaiknya menggunakan metode-metode yang ada, sesuai dengan fungsi dan tujuan evaluasi pendidikan ilmu sosial yang berlaku. Melakukan evaluasi pendidikan ilmu sosial menggunakan alat yang tidak hanya berupa tes saja, seperti yang diungkapkan dalam makalah ini.




DAFTAR PUSTAKA

Daryanto, (2008). Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT RINEKA CIPTA
digg.com/news/story/Inteligensi_Definisi_Teoritis_dan_Karakteristik
Farida Yusuf Tayitnapis, (2008) Evaluasi Program dan Instrumen Evaluasi Untuk Program Pendidikan dan Penelitian. Jakarta : Rineka
http://www.umpwr.ac.idwebdownloadpublikasiilmiahModel_Evaluasi_Program_Pembelajaran_IPS_di_SMP.pdf
Sumaatmadja, (2007). Metode Pengajaran IPS. Bandung. Alumni
Sudijono , Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo Persada. 2009.
Share this article :

0 comments:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Recent Post

Mampir Dulu
 
Support : Creating Website | UJANG MURNA WIJAYA Template | AA UJANG
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Ujang Murana Wijaya - All Rights Reserved
Template Design by CREATIVE Published by JAMUR